Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Mencoba Menjadi Aku

Ilustrasi/Pexels.com Dimana sekarang kau berada? kau berada saat ini sebagai sebuah tanya Sementara aku terus melangkah, menuju masa yang bahagia  Masa dimana nanti aku mengantar istriku bekerja dan mengantarkan anak ku pergi ke sekolah Jika saat ini aku masih sendiri, jangan kau tanya Aku hanya sedang bermimpi dan aku ingin memulai cerita yang lebih baik lagi Kelak, jika waktu telah begitu jauh berlalu Aku hanya ingin semua orang tau, bahwa aku pernah hidup dengan karya ku Menikmati masa tua dengan istri dan anak-anak ku Sama seperti kisah kedua orang tua ku Jika aku tumbuh seperti padi, maka aku adalah tunas yang terus bertumbuh Hingga tiba pada masa panen, mencoba menjadi manusia yang berilmu  Waktu akan terus menuntun ku untuk bertumbuh  Dalam jejak yang terus melaju 

Pesan Sepak Bola Dari Surga

Ketika sepak bola tak lagi jadi hiburan Atas nama kebanggaan, menyebar teror dan ancaman pada lawan Provokasi berlebihan b erujung kekerasan hingga meninggalkan cerita kesedihan Apakah terus selamanya seperti ini? Akan terus berapa nyawa yang melayang lagi Akan sampai kapan air mata mengiringi kepergian orang yang disayangi Fanatisme macam apa hingga kita sesama manusia saling menyakiti Selamat Jalan Haringga, semoga pesan mu dari surga sana Akan membuat kita semua berbenah Bahwa tak ada cinta pada klub sepak bola yang sebanding dengan sebuah nyawa Sepak bola adalah hiburan bukan sarana kekerasan

Melawan Resah dan Gelisah

                                                        Ilustrasi/Pexels.com Ku tau tak selamanya kita bisa menikmati momen indah Ada waktu yang memaksa kita untuk berpisah Setelah perpisahan, Apa yang kita rasa Hanya resah dan gelisah yang tersisa Percayalah ada masa nya kita akan bersinar (lagi) Yakinlah dalam setiap usaha dan doa Kita mampu meraih secercah cahaya harapan itu Percayalah apa yang terluka karena cinta akan sembuh karena cinta Lakukan lah yang terbaik menurut mu  terbaik kawan Esok hanyalah hasil akhir dari skenario hari ini Semoga jiwa dan hati kita selalu tangguh, raga kita selalu kuat berpeluh Hingga kita enggan mengeluh

Balik Badan

Dari lorong kamar kos yang gelap Dan kamar yang pengap Beberapa tumpuk buku belum kubaca Lalu ku ambil satu buku yang dengan keras aku baca Semenjak mengenal gadget rasanya aku berpaling dari baca buku ke membaca hal-hal lucu di medsos Ku paksa kembali pada kebiasaan lama ku, ada kopi dan sebatang rokok yang kuhisap Perlembar demi lembar halaman buku itu kubaca Bergaya ala guru besar atau sastrawan besar seperti Sapardi Ternyata masih nikmat juga rasanya membaca buku Dan terlihat begitu bodohnya diriku

Suara Yang Tak Juga Padam

Aku tak pernah bertemu langsung denganmu Aku hanya tau, kau bersuara untuk membela Membela rakyat yang lemah dan terbelenggu derita (mungkin) Namun suara mu tak enak untuk didengar di telinga penguasa waktu itu Engkau akhirnya pergi juga, menghadap yang kuasa Meninggalkan raga tersisa suara Suara yang tak jua padam Sekarang engkau beristirahat dengan tenang disana Sambil menunggu keadilan, sambil terus bersuara disana Munir

Langkah

Pada akhirnya kita yang sedang berjuang Harus siap dengan segala kemungkinan Kemungkinan untuk gagal Kemungkinan untuk berhasil Dan dari setiap kemungkinan itu, Tetaplah terus berusaha dan belajar Karena dari setiap kemungkinan Engkau akan menemukan kesempatan Nikmatilah, langkah demi langkah Selamat berjuang Untuk aku dan kalian semua