Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016
Belajar (Lagi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Ketika dulu kita berada dijenjang pendidikan dasar. Bapak/Ibu guru mengajarkan kita tentang nilai-nilai kehidupan berwarganegara melalui pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Nilai-nilai itu kita hafalkan pada kelima sila pada Pancasila yang tentu pada saat itu kita belum begitu mengerti makna sila-sila tersebut yang kita tau hanya menghafalkan untuk mendapatkan nilai bagus dan tidak dihukum guru karena tidak hafal Pancasila. Sila –sila pada Pancasila pada hakekatnya mengajarkan nilai-nilai tentang cara bagaimana menjadi warga negara Indonesia yang seutuhnya. Itulah sebab mengapa Pancasila diajarkan sedari dini saat kita menempuh pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia ini memiliki keberagaman agama dan itu sejak adanya bangsa Indonesia sendiri. Setelah era animisme dan dinamisme berlalu masuklah agama Hindu, Budha, Islam, Kristen, Katolik, kepercayaan
Pertama Menulis, Bingung Memulai Tapi Ketagihan Sekedar berbagi kisah ya teman-teman. Bukan maksud disini menjadi sombong namun ini hanya secarik kata-kata syukur atas keberhasilan penulis melewati masa bingung menulis. Menulis?, ah ini hanya tuntutan saat kuliah saja. Makalah, opini, proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), dan tugas kuliah hanyalah produk “paksaan”   dalam menulis. Menghindari nilai jelek dengan keterpaksaan mau tidak mau harus menulis hanya sekedar memenuhi tugas tanpa membaca isi dari tulisan yang ditulis. Tugas selesai kelar sudah beban kuliah. Itulah mindset awal penulis ketika menulis. Inspirasi datang ketika penulis menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dimana tokoh utama dari film tersebut adalah Zainuddin yang mengungkapkan perasaannya lewat menulis. Kemudian ternyata film itu diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Buya Hamka. Bekal rasa penasaran menuntun penulis untuk membaca novel tersebut dengan membeli di Pasar Buku Murah
Kawan Ini sebuah akhir dari sebuah awal Ini sebuah kisah dari yang tak tertulis dan terucap Aku ingin mengucap satu kata Padamu kawan.. Bila iwan fals punya mata hati Aku Cuma punya relung hati Yang terisi kisah kita kawan.. Tangis Sedih Bahagia Tawa Bahkan amarah Aku berikan padamu kawan Tak pernah tersisa dendam atau luka Kini tersisa sebuah kisah bahwa kita pernah bersama Garuda muda pasti terbang tinggi Ayo kita lihat ia terbang tinggi Duduk manis bersamamu dengan secangkir kopi Kawan.. Percayalah tunas baru akan tumbuh lebih baik Kawan… Terimakasih… Puan Senyum yang indah diwajah itu Sungguh aku menyukai senyum itu puan Senyum seorang perempuan yang bersahaja Sungguh itu senyum yang indah puan Izinkan aku menatapmu meski dayaku tak mampu memilikimu Juni Kala Itu Aku terlahir dibulan ini Bersama Pancasila dan Soekarno Memiliki zodiak gemini Juni itu ibuku berjuang melahirkan seorang anak laki-laki Dia
Bakso Cak Bud Ala Kantong Anak UM Aneka makanan tersaji dikampus Universitas Negeri Malang (UM) baik didalam kampus dan diluar kampus. Salah satunya adalah Bakso Dewi Cak Bud. Bakso keliling yang setiap hari mangkal dibelakang kampus UM dekat foto copy Bariklana. Setiap hari banyak mahasiswa yang ramai jajan di Bakso Cak Bud. Jam istirahat kuliah menjadi jam favorit mahasiswa untuk jajan bakso. Harga Bakso Cak Bud cukup terjangkau dikantong mahasiswa. harga gorengan bakso dan siomay Rp. 500,- dan pentol bakso Rp.2.000,-. Mahasiswa dapat mengambil sendiri porsi bakso yang mereka suka. Bakso Dewi Cak Bud rekomendasi buat mahasiswa UM yang lagi pengen jajan bakso. Murah dan enak cocok buat selingan saat nunggu jam kuliah.
Goresan Penaku Aku ingin menulis Ya aku ingin menulis Setiap cerita hidup yang kulewati Dengan penaku ini Secarik kertas jadi saksi Kulewati kisahku Dengan goresan penaku Yang abadi saat ragaku sudah mati Jahanam Kau datang dengan senyum manis Senyum lama-lama yang menghunus pedang Ke jantungku Perlahan kau bunuh aku Dengan sandiwara palsumu  Kau ceritakan pada mereka yang tak tau siapa aku Jahanam… Kau bunuh aku dengan kepalsuanmu dan topengmu Marsinah Wanita Surga Surge teramat nyaman bagimu Dibanding dunia yang nampak seperti neraka bagimu Bekerja pada waktu Setiap arloji kau cintai sebagai pekerjaanmu Justru detik arloji membunuhmu Suara sumbang dari arlojimu Mengantarkanmu pada detik kematianmu Kini sosokmu terpasang pada poster-poster wanita garang Pahlawan buruh Namun mereka tak tau seperti apa jiwamu terkoyak Oleh arloji yang tak ingin kau berdetik Sampai kau jumpai surge yang teramat nyaman bagimu