Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Waktu

Waktu berjalan semakin maju Tak kuharap ada sesal mengingat yang telah berlalu Biarlah ia menjadi cerita yang dapat ku tulis dalam buku Hingga suatu saat akan ku baca kembali isi cerita di buku itu

Hoam...Hoaks (Lagi)

Hoaks lagi dan lagi, baru-baru ini muncul berita hoaks jelang Pilpres 2019 tentang tujuh kontainer yang berisi surat suara yang sudah dicoblos di nomor salah satu pasangan capres dan cawapres. Seolah hoaks sudah menjadi penyakit kronis di negeri ini. Anehnya berita hoaks dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk kepentingan pribadi. Kita tengok saja penagkapan Saracen pada 2018 lalu yang memproduksi berita hoaks sebagai sebuah komoditas yang membawa dampak ekonomi bagi si pembuat dan penyebar berita hoaks. Kalau ditarik ke belakang, berita hoaks ini mulai menjamur sejak kontestasi politik 2014. Dimana saat itu bahkan hingga saat ini dampaknya masih terasa yakni lahirnya kelompok identitas di masyarakat yang acapkali dikelompokkan menjadi dua kelompok, kelompok cebong dan kelompok kampret. Hoaks mampu menemukan pangsa pasarnya karena budaya masyarakat yang cenderung lebih suka melihat dan mendengar ketimbang membaca dan mencari tahu suatu sumber kebenaran informasi yang diterim

Catatan Kecil Dari Blora

Entah, Tuhan sudah mengatur segalanya tanpa sengaja. Tanggal 29 Desember 2018, saya menjelajah daerah yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Blora, semula hanya sebatas tau bahwa Blora adalah salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Jawa Tengah. Ternyata Blora dalah tempat dimana salah satu sastrawan besar Indonesia lahir dan menutup usia disana, Pramoedya Ananta Toer. Siapa yang tak mengenal nama pria yang akrab disapa Pram itu, penulis novel legendaris Bumi Manusia yang sebentar lagi akan dirilis versi film layar lebar arahan sutradara Hanung Bramantyo dan beberapa karya besar lainnya. Bermula dari perbincangan di teras rumah teman saya bernama Bambang Suprapto bersama salah satu senior di kampus, Mas Rian. Kami bertiga ngobrol tentang liburan yang gitu-gitu aja. Akhirnya muncul ide liar untuk berpetualang sekalian belajar makna tentang hidup dari orang-orang yang akan kami temui di perjalanan nanti. Tujuan iseng dari obrolan kami menemukan tujuan bernama Perpustakaan Pataba