Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018
                                                             Ilustrasi/Pexels.com Menuju Terang Kawan saat ini aku berjalan sendirian.. Aku butuh genggaman tangan mu, apakah kau mampu menuntunku berjalan Sebagai seorang kawan, aku percaya padamu kawan Kau mampu mengajak ku menuju jalan yang lebih baik dari ini Meninggalkan kelam, menuju terang Meniggalkan kisah lalu, menuju cerita masa depan Begitu gelap jalan ini aku lalui sendiri kawan Nampaknya aku tak bisa melewatinya sendiri Kuharap kau sudi menemani, Melewati masa-masa sulit seperti ini Kebisingan kota ini tak mampu membuat ku berimajinasi Tuntun lah aku kawan, kita akan mulai semua jalan cerita kita dari kota ini
Ilustrasi/Pexel.Com Doa Dan Ijabah  Pada suatu malam yang tenang, lantunan doa-doa akan terucap dengan hikmat Mencari sebuah jalan akan ketentraman dari sebuah harapan. Lalu berharap Sang Maha Pencipta menjawab doa itu setelah melewati proses bernama usaha menguatkan hati agar tidak mudah resah dan gelisah,  percaya pada keyakinan bernama cinta, berharap doa lekas di ijabah dan mencoba untuk tabah dari segala masalah doa, sebuah harapan dan pembelajaran,  tentang semua tak selamanya bisa di dapat dengan mudah tanpa sebuah usaha  dan sebagai seorang insan kita tak boleh cepat putus asa  karena melewati sebuah proses ada masa nya.

Dialektika Malam

Aku adalah api yang kelak menjadi abu Namun aku berharap tidak lekas segera padam Sementara tanah, air, dan udara sebagai tempat ku berpijak Merajut cerita tentang hidup, Hidup yang penuh dengan tempaan cinta dan derita Berpijak pada keyakinan dan melangkah pada keberanian Aku hanya mengerti tentang melangkah dengan mimpi yang tak bertepi sekalipun di ujung perbatasan kota ini Kemudian memasrahkan nasib pada Tuhan, karena ia lah yang berhak menentukan nasib seorang manusia dari sekian usaha manusia itu sendiri

Langkah

Perjalanan yang tak berujung Tentang langkah yang dipaksa berlari Hati terus dipaksa untuk tabah Dan kepala terus diperas ide-idenya Perlahan namun pasti, Langkah ini terus berlari Mencoba berpacu dengan ambisi Terus berlari dan berlari, Namun suatu saat aku ingin rehat

Sendu

Ruang peluh tak berpenghuni Apakah masih ada sisa kesabaran Mendengarkan segala celotehan ku hari ini Dalam sudut sepi dan keheningan Kutau dirimu memang ingin sendiri Sementara dalam doa dan renungan Dirimu dan diriku sedang mencari jati diri Sunyi sedang itu.. Menulis sajak nampaknya tak membuat apa-apa Masih saja aku bergumul dengan kesendirian

Pesan Sore Hari

Pesan matahari yang perlahan pudar Lalu langit mulai meredup Semilir angin yang perlahan-lahan, membuat tubuhku kedinginan Meriang semakin meriang dia menyiksa tubuhku Aku berlindung dari sebuah hangat secangkir kopi dan sebatang rokok Sementara suara angin yang gelisah Teralihkan dengan suara jemari yang menari-nari di atas papan keyboard Lalu, selesai sudah rasa

Duo Tachibana Rasa Indonesia

Jika anda generasi 90 an pasti ingat tentang serial anak-anak, Captain Tsubasa. Serial anak-anak yang menceritakan tentang sosok Tsubasa Ozora sebagai tokoh utama tersebut. Menceritakan perjuangan anak-anak Jepang dalam mewujudkan mimpi mereka menjadi juara sepak bola dunia. Selain sosok Tsubasa sebagai tokoh sentral tentu kita tidak bisa melupakan tokoh lain dalam serial tersebut. Salah satu tokoh nya adalah dua pemain kembar bernama Mazuo dan Kazuo Tachibana. Sepak bola acrobat menjadi ciri khas mereka berdua yang selalu bermain kompak sebagai kembar bersaudara. Nah kali ini kisah kembar tachibana tersebut juga ada di Indonesia, yang ada pada diri Amirudin Bagus Kaffi dan Amirudin Bagus Kaffa sebagai punggawa Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16 yang sedang berlaga pada geleran Piala AFF U-16 di Sidoarjo, Jawa Timur. Bagus berperan sebagai tukang gedor andalan Timnas U-16 yang sejauh ini mampu mengoleksi 11 gol dari lima kali berlaga. Salah satunya mencetak hattrick di

Nasionalisme Ala-Ala ‘Viking Clap’

Garuda di dada ku, Garuda kebanggaanku, Ku yakin hari ini pasti menang sepenggal chant suporter Tim Nasional (Timnas) Indonesia selalu menggema dimanapun Timnas berlaga. Lagu yang digubah dari lirik lagu daerah asal Papua, “Apuse” dan dipopulerkan oleh band Netral dengan judul Garuda Di Dadaku. Seolah mewakili semangat rakyat Indonesia dalam mendukung Timnas. Chant yang membuat atmosfer stadion menjadi ‘merinding’ bagi setiap lawan yang dihadapi oleh Timnas Indonesia. Meski prestasi tak urung datang, namun optimism rakyat Indonesia selalu besar dalam memberikan dukungan ke Timnas Indonesia. Optimisme dan rasa kebanggaan pada Timnas Indonesia, bisa kita lihat pada dua event terakhir di turnamen kelompok usia U-19 dan U-16 di Sidoarjo. Bagaimana stadion Gelora Delta Sidoarjo selalu sesak oleh pendukung berkaos merah dengan segala chant-chant nya yang meneror mental lawan-lawan Timnas Indonesia. Ada yang berbeda dari gaya pendukung Timnas Indonesia akhir-akhir ini, adanya tradisi Vik

Diam dan Perlahan

Perlahan-lahan dalam kesunyian malam, Dirimu mencoba mencari celah untuk mengusik kembali ingatan. Namun sayang, ingatan itu sudah ku tutup dengan rapat di depan pintu masuk yang ada di kepala. Dirimu perlahan-lahan hanya mampu untuk mengetuknya tanpa bisa masuk dan singgah didalamnya. Tepat saat angin malam datang, dan tubuh kurus ini mulai menggigil kedinginan. Ku titipkan dirimu untuk pergi bersama angin yang berhembus. Jika engkau bertanya, "dirimu akan apa setelah aku pergi,". Hanya ada jawaban "aku disini diam menunggu jiwa lain yang akan singgah," sembari menikmati malam.