Langsung ke konten utama

Manajemen Pendidikan



MANAJEMEN PENDIDIKAN
Bagus Rachmad Saputra
Abstract
This research aims to study the management of education in a comprehensive manner from the theory and practice include an understanding of the substance of the management of education ranging from: (1) Management Curriculum, (2) Management of Students, (3) Management of Teachers and Education, (4) Management Facility Education and Infrastructure, (5) Management of school and Community Relations, (6) Financial Management, (7) Office Management Education, and (8) Management Special Services as a source of reference in the management of schools to be more effective and efficient. Both this paper aims to provide scientific insights about the management of education or educational administration and educational management role in the management of the school as a micro unit in the national education system to support policy-based management school

Keywords: Education Management, School-Based Management

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari manajemen pendidikan secara komprehensif mulai dari teori dan praktik meliputi pemahaman tentang substansi manajemen pendidikan mulai dari: (1) Manajemen Kurikulum, (2) ManajemenPeserta Didik, (3) Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan, (4) ManajemenSarana dan Prasarana Pendidikan, (5) Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat, (6) Manajemen Keuangan, (7) Manajemen Perkantoran Pendidikan, dan (8) Manajemen Layanan Khusus sebagai sumber referensi dalam pengelolaan sekolah agar lebih efektif dan efisien. Kedua penulisan ini bertujuan untuk memberikan wawasan keilmuan tentang manajemen pendidikan atau administrasi pendidikan dan peran manajemen pendidikan dalam pengelolaan sekolah sebagai unit mikro dalam sistem pendidikan nasional demi mendukung kebijakan manajemen berbasis sekolah

Keywords: Manajemen Pendidikan, Manajemen Berbasis Sekolah



A.    Pendahuluan
Manajemen pendidikan adalah proses kerjasama dua orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan secara umum bertujuan untuk mengelola pendidikan secara efektif dan efisien baik dari pendekatan teori maupun pendekatan praktik. Ada subtansi inti dalam manajemen pendidikan sebagai bidang garapan manajemen pendidikan yaitu: (1) kurikulum, (2) peserta didik, (3) tenaga pendidik dan kependidikan, (4) sarana dan prasarana pendidikan, (5) hubungan sekolah dan masyarakat, dan (6) keuangan namun ada subtansi tambahan yang juga masuk dalam manajemen pendidikan namun sifatnya hanya mendukung substansi inti tadi yaitu : (1) manajemen perkantoran pendidikan, (2) manajemen layanan khusus, (3) manajemen kelas, (4) supervisi, (5) budaya sekolah, dan (6) kepemimpinan pendidikan .
      Fungsi dari manajemen pendidikan adalah agar sekolah secara administratif dapat dikelola dengan baik bukan sekedar masalah ada sekolah, guru, dan peserta didik lalu urusan sekolah selesai tetapi melihat sudut pandang bahwa sekolah harus dikelola secara efektif dan efisien untuk mempermudah proses pengelolaan sekolah itu sendiri. Melihat manajemen sebagai “seni” maka melihat proses pengelolaan sekolah harus dilihat secara komprehensif untuk melihat permasalahan-permasalahan yang sering ada disekolah. Dilihat dari prinsip ilmu manajemen itu sendiri yaitu: (1) perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Pelaksanaan, dan (4) Penilaian untuk mengukur apakah proses pengelolaan sekolah suduh sistematis dan prosedural sebagai tolok ukur untuk melihat kualitas suatu sekolah.
        Secara praktik yang berperan sebagai manager dalam manajemen pendidikan adalah kepala sekolah dimana kepala sekolah memiliki wewenang yang lebih untuk mengelola sekolah sesuai dengan visi dan misi yang hendak dicapai oleh sekolah. Peran kepala sekolah sebagai manager adalah bagaimana kepala sekolah dapat mendayagunakan segala sumber daya yang ada disekolah baik sumber daya manusia maupun non  manusia dengan tujuan untuk mengatur secara administratif kegiatan sekolah baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan sekolah yang berifat administratif seperti penyusunan rencana kegiatan dan anggaran sekolah selama satu tahun, tata persuratan sekolah, pengelolaan peserta didik, dan pengelolaan sumber daya lain yang ada disekolah.
       Menurut Tim Dosen UPI (2011:10) administrasi pendidikan merupakan ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan pendidikan. Semua proses usaha kerjasama dalam mencapai tujuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan semua aspek yang dipandang perlu dan positif dalam usaha mencapai keberhasilan, baik berupa benda atau material –seperti uang dan fasilitas, spiritual-seperti keyakinan dan nilai-nilai, ilmu pengetahuan-seperti ilmu dan teknologi, maupun manusia atau human. Oleh karena itu disebut dengan melibatkan sumber daya material maupun sumber daya manusia. Secara teknis manajemen pendidikan mengatur dan mengelola segala potensi atau sumber daya yang ada di sekolah agar dapat dikelola dengan baik.
         Manajemen pendidikan menurut Danim(2013:18) manajemen pendidikan merupakan suatu proses mengoptimasi sumber daya kependidikan yang tersedia dan dapat diakses untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Pendidik atau guru perlu diatur dan diawasi kinerja nya dalam mengajar karena keberhasilan suatu proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengajar dan pendekatan strategi mengajar pada peserta didik sehingga dalam hal ini fungsi manajemen pendidikan adalah untuk mengatur pendidik agar siap dalam mengajar dikelas. Menurut Wukir (2013:39) bahwa proses manajemen pendidikan memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien karena sekolah juga merupakan salah satu bentuk organisasi yang didalamnya melibatkan berbagai komponen dan kegiatan pendidikan yang harus dikelola secara baik. Pengelolaan kegiatan pendidikan di sekolah juga sebaiknya harus mempunyai perencanaan yang jelas, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan guru dan personel sekolah sesuai bidangnya agar kinerjanya dapat meningkat, serta melakukan pengendalian dan pengawasan berkelanjutan.
        Tujuan manajemen pendidikan adalah: (1) manajemen pendidikan membantu pencapaian tujuan institusi pendidikan dengan efektif dan efisien, (2) meningkatkan kualitas perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan kegiatan institusi,(3) membantu menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra baik institusi, (4) membantu penggunaan sumber daya seperti staf pengajar, staf non pengajar dan peserta didik dengan baik, (5) meningkatkan efisiensi institusi dalam pencapaian tujuan dengan waktu dan biaya yang minimum, (6) membantu penggunaan fasilitas pendidikan secara optimum, (7) mencegah terjadinya duplikasi pekerjaan, (8) membantu staf dan pelajar dalam mengelola konflik interpersonal, stres, waktu secara efektif, (9) meningkatkan komunikasi interpersonal diantara anggota sekolah/universitas, (10) menunjang kompetensi managerial tenaga kependidikan.
       Aplikasi manajemen pendidikan di sekolah adalah manajemen berbasis sekolah yang berdasarkan pada tiga pilar yaitu: (1) manajemen sekolah, (2) partisipasi masyarakat, (3) Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM) sebagai bentuk otonomi langsung yang diberikan kepada sekolah untuk mengelola sekolah dengan ciri khas sekolah itu sendiri. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ditegaskan oleh pemerintah dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 51 Ayat (1) yang berbunyi, “pengelolaan pendidikan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah”. Dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan paradigma manajemen sekolah yang pada awalnya serba diatur oleh birokrasi diluar sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu sendiri.
Menurut Wukir (2013:47) manajemen berbasis sekolah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan keunggulan sekolah melalui pengambilan keputusan bersama. Keputusan bersama khususnya dalam memperjelas tujuan, indikator, dan kriteria mutu yang ditetapkan sehingga memiliki keunggulan yang kompetitif karena keputusan akan sesuai dengan kebutuhan pengembangan peserta didik. MBS berupaya memberikan pelayanan belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, memenuhi kriteria yang sesuai dengan harapan orangtua peserta didik dan masyarakat.
        Sejarah MBS atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Site Based Management (SBM) berasal dari Amerika Serikat pada tahun 1970-an sebagai salah satu cara melakukan reformasi sekolah. Menurut Raynold (dalam Wukir,2013:47) site based management didefinisikan menjadi tiga komponen pokok seperti berikut: (1) pendelegasian otoritas kepada masing-masing sekolah untuk membuat keputusan tentang program pendidikan sekolah yang meliputi kepegawaian (staffing), anggaran (budgeting), dan program, (2) pengadopsian model pengambilan keputusan bersama (shared decision making model) pada tingkat sekolah oleh tim manajemen yang meliputi kepala sekolah, para guru, orang tua siswa dan kadang-kadang para siswa dan anggota masyarakat, (3) suatu harapan siswa bahwa site based management akan mempermudah kepemimpinan pada tingkat sekolah dalam upaya meningkatkan (kualitas) sekolah.
      Menurut Cheng (dalam Wukir,2013:47) manajemen berbasis sekolah dilaksanakan pada empat prinsip yaitu : (1) prinsip ekuifinalitas yang didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa terdapat beberapa cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan, (2) prinsip desentralisasi prinsip ini menekankan pada kebebasan sekolah untuk berkembang dengan strategi-strategi sekolah itu sendiri, (3) prinsip sistem pengelolaan mandiri yaitu sekolah diberi otonomi untuk mengembangkan sekolah itu sendiri secara mandiri, (4) prinsip inisiatif manusia prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya yang statis, melainkan dinamis. Keempat prinsip MBS bila diimplementasikan disekolah maka pengelolaan sekolah akan menjadi lebih efektif dan efisien karena sekolah memiliki kewenangan untuk menerapkan strategi-strategi pengembangan sekolah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada disekolah.

B.     Metode Penelitian
     Studi penelitian ini menggunakan studi pustaka yaitu menelaah lebih mendalam tentang literatur-literatur yang relevan dengan penelitian ini. Literatur tentang manajemen pendidikan dikaji secara mendalam untuk dipilih mana pokok bahasan yang relevan sehingga studi pustaka ini akan memperkuat opini penulis tentang kajian manajemen pendidikan. Menurut Sunu (2013)Studi pustaka, atau literature review, adalah bagian dari sebuah karya tulis ilmiah yang memuat pembahasan-pembahasan penelitian terdahulu dan referensi ilmiah yang terkait dengan penelitian yang dijelaskan oleh penulis dalam karya tulis tersebut. Studi pustaka menempati posisi yang tak kalah penting dari hasil penelitian karena studi pustaka memberikan gambaran awal yang kuat, mengapa sebuah penelitian harus dilakukan dan apa saja penelitian-penelitian lain yang telah dilakukan. literatur yang baik adalah literatur yang mampu mendukung penelitian agar penelitian dapat kredibel. Selanjutnya menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik  penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll).  Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
      Menurut Airha (2012)Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
      Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan. Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumber  yang tepat dalam waktu yang singkat.

C.    Hasil Pembahasan
1.      Manajemen Kurikulum
     Landasan penyelenggaraan pendidikan adalah kurikulum dimana kurikulum sebagai acuan guru untuk menentukan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dikelas. Menurut Tim Dosen UPI (2011:191) manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Prinsip dan fungsi manajemen kurikulum  harus diperhatikan dalam proses penyelenggaraan pendidikan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah berikut: (1) Produktivitas,(2) Demokratisasi, (3) Kooperatif, (4) Efektivitas dan Efisiensi, (5) Mengarahkan Visi, Misi, dan Tujuan. Kurikulum sebagai sistem maka didalam kurikulum terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan. Empat komponen kurikulum yaitu: (1) komponen tujuan, (2) komponen isi/materi, (3) metode atau strategi pencapaian tujuan dan (4) komponen evaluasi ( Tim Dosen AP UPI, 2011:201).
2.      Manajemen Peserta Didik
      Latar belakang manajemen peserta didik secara sosiologis peserta didik mempunyai kesamaan yaitu bahwa mereka sama-sama anak manusia. Adanya kesamaan tersebut maka peserta didik memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu. Menurut Imron (2012:3) peserta didik yang menerima layanan berbeda dan sama keduanya diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya sehingga diperlukan manajemen peserta didik berbasis sekolah dalam mengelola dan memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik.
      Manajemen peserta didik adalah usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik diterima disekolah hingga peserta didik lulus dari sekolah. Sedangkan Manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah manajemen peserta didik yang memberikan tekanan pada empat pilar manajemen berbasis sekolah yakni: mutu, kemandirian, partisipasi masyarakat dan transparansi (Imron, 2012:6).  Tujuan umum manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah secara efektif dan efisien. Secara umum tujuan dari manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah untuk mempermudah sekolah atau guru dalam mengatur peserta didik. Menurut Imron (2012:18) secara rinci ruang lingkup manajemen  peserta didik adalah sebagai berikut: (1) perencanaan peserta didik, (2) penerimaan peserta didik, (3) orientasi peserta didik baru, (4) mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik disekolah, (5) mengatur pengelompokan peserta didik, (6) mengatur evaluasi peserta didik, (7) mengatur kenaikan tingkat peserta didik, (8) mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out, dan (9) mengatur kode etik disiplin peserta didik.
3.      Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
     Kegiatan proses pembelajaran disekolah tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien tanpa ditunjang dengan adanya fasilitas belajar yang memadai disekolah. Sarana dan prasarana yang ada disekolah perlu diatur agar layak digunakan dalam menunjang proses pembelajaran disekolah mualai dari tahap pengadaan hingga penghapusan sarana dan prasarana sekolah. Menurut Tim Dosen AP UM ( 1989: 135) sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah. Contoh: gedung sekolah (school building), ruangan, meja, kursi, alat peraga, dan alat penunjang pembelajaran secara langsung lainnya sedangkan prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah. Sebagai contoh: jalan menuju ke sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya.

4.      Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
     Proses pembelajaran dan pengelolaan tata usaha disekolah tidak akan berjalan tanpa adanya tenaga pendidik dan kependidikan yang mengatur tentang pembelajaran dan aktivitas tata usaha sekolah. Tenaga pendidik dan kependidikan perlu dikelola dan diatur dengan baik agar proses pembelajaran dan tata usaha sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien. Menurut Tim Dosen AP UPI (2011: 231) manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan, dan pemberhentian.
      Adanya manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah untuk mempermudah pengelolaan aktivitas kepegawaian di sekolah. Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk memelihara kehidupan kerja para karyawan dari waktu mereka masuk ke organisasi hingga keluar organisasi dan memastikan terjalinnya kerjasama yang terbaik dalam mencapai tujuan organisasi ( Wukir, 2013:52).  Manajemen pendidik dan kependidikan memiliki tujuan utama yaitu keteraturan tentang kepegawaian mulai dari pegawai masuk ke sekolah hingga diberhentikan dari sekolah.
5.      Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
     Hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah bentuk komunikasi aktif antara sekolah dan masyarakat dalam rangka usaha mengadakan pembinaan dan pengembangan peserta didik yang ada di sekolah. Komunikasi aktif antara sekolah dan masyarakat diperlukan agar tercipta suasana yang harmonis antara sekolah dan masyarakat sekaligus untuk memperoleh informasi, saran, dan kritikan dari masyarakat terhadap sekolah dalam upaya perbaikan pengelolaan sekolah. Menurut Tim Dosen AP IKIP Malang (1989:225) ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif maupun dilihat dari segi psikologi. Hubungan antara sekolah dan masyarakat lebih dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya, karena adanya kecenderungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi dan sosial anak melalui pengalaman-pengalaman anak dibawah bimbingan guru, baik diluar, maupun didalam sekolah. Sedangkan menurut Tim Dosen AP UPI (2011:283) hubungan sekolah dan masyrakat diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas serta dinamika kedua belah pihak sehingga hubungan tersebut bersifat aktif dan dinamis, sehingga pada gilirannya prinsip transparansi yang dilakukan oleh keduanya akan mengarah pada profesionalisasi pengelolaan kelembagaan yang senantiasa membawa kearah perubahan yang inovatif sehingga akan berdampak pada peningkatan mutu kelembagaan secara total. Beberapa prinsip hubungan antara sekolah dan masyarakat menurut Elsbree dalam ( Tim Dosen AP IKIP Malang, 1989:229) sembilan prinsip tersebut ialah: (1) ketauilah apa yang anda yakini, (2) laksanakan program pendidikan anda dan bersahabatlah dengan masyarakat, (3) ketauilah masyarakat anda, (4) adakanlah survey mengenai masyarakat di daerah anda, (5) pelajarilah masyarakat di daerah anda melalui dokumen-dokumen, (6) jadilah anggota organisasi-organisasi masyarakat, (7) adakanlah kunjungan ke rumah orang tua murid, (8) layanilah masyarakat di daerah anda, dan (9) doronglah masyarakat itu untuk melayani sekolah. Mewujudkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Elsbree dapat dilakukan melalui teknik-teknik hubungan sekolah dan masyarakat. Menurut Tim Dosen IKIP Malang (1989: 233) ada beberapa teknik hubungan sekolah dan masyarakat yaitu: (1) laporan kepada orangtua peserta didik, (2) majalah sekolah, (3) surat kabar sekolah, (4) pameran sekolah, (5) open house, (6) kunjungan ke sekolah, (7) kunjungan ke rumah peserta didik, (8) melalui penjelasan yang diberikan oleh personil sekolah, (9) gambaran keadaan sekolah melalui peserta didik, (10) melalui radio dan televisi, (11) laporan tahunan, (12) organisasi perkumpulan alumni sekolah, (13) melalui kegiatan ekstra kurikulum, dan (14) pendekatan secara akrab. Diharapkan dengan teknik-teknik tadi dapat terjadi kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat. Proses penyelenggaraan pendidikan akan tercapai dengan baik apabila ada kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat.
6.      Manajemen Keuangan
     Pendidikan dipandang sebagai sektor yang strategis serta memiliki peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. walaupun pendidikan bukan usaha profit namun dalam penyelenggaraan pendidikan dibutuhkan sumber dana yang dialokasikan untuk kebutuhan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga sumber dana atau yang dikenal dengan istilah anggaran perlu dikelola dengan baik melalui manajemen keuangan sekolah. Menurut Tim Dosen AP UPI (2011:256) manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam bidang tertentu. Manajemen keuangan mengatur anggaran sekolah secara efektif dan efisien sekaligus transparan berkaitan dengan sumber dana diperoleh, alokasi anggaran untuk kegiatan sekolah, dan laporan tentang penggunaan anggaran sekolah.
   Tujuan manajemen keuangan pada intinya untuk menjamin agar dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien memelihara barang-barang (aset) milik lembaga pendidikan dan menjaga agar pengelolaan keuangan tersebut dengan peraturan yang berlaku ( Tim Dosen AP UPI, 2011:274). Peran manajemen pendidikan mengatur agar anggaran dana yang ada disekolah benar-benar dialokasikan pada tiap-tiap kegiatan sekolah sesuai dengan kebutuhan. Anggaran sekolah yang sifatnya bantuan pemerintah juga harus disertai dengan pelaporan yang jelas agar bantuan tersebut dapat tepat sasaran pada program sekolah.
     Menurut Tim Dosen AP UPI(2011:274) kerangka manajemen keuangan ditingkat mikro (sekolah) meliputi buku catatan keuangan dan penerimaan dana sekolah untuk mengelola keuangan sekolah secara aman, kepala sekolah perlu memahami praktik-praktik perbankan dan memanfaatkannya. Lebih lanjut dia perlu memahami tujuan dan fungsi pembukuan dan ditindak lanjuti dengan pemeriksaan (auditing) secara berkala, sehingga terhindar penyimpangan dan kekeliruan yang tidak diinginkan untuk mempermudah manajemen keuangan kepala sekolah dapat dibantu oleh staf disekolah dengan prinsip jujur, transparansi, dan akuntabel.

D.    Kesimpulan
     Kajian tentang ilmu manajemen pendidikan merupakan pandangan bagi orang-orang yang terlibat dibidang pendidikan tentang seperti apa peran manager sekolah yaitu kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya untuk mengatur dan mengelola sekolah didasari oleh nilai-nilai kebenaran, baik pada tataran praktis maupun teoretis. Manajemen pendidikan adalah kajian ilmu tentang proses kerjasama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas. Proses bagaimana seorang kepala sekola mendayagunakan segala sumber yang ada baik material maupun sumber daya manusia guna menunjang proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
     Manajemen sekolah dikelola berdasarkan substansi kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, hubungan sekolah dan masyarakat, keuangan sekolah, layanan khusus, pengelolaan kelas, budaya sekolah, dan supervisi pendidikan. Agar pengelolaan pendidikan dapat efektif, efisien, dan teratur maka diperlukan manajemen pendidikan yang baik dengan sistem manajemen sekolah yang berbasis pada kebutuhan masyarakat pada pendidikan.
E.     Daftar Pustaka
Danim, S & Danim, Y. 2013. Administrasi Sekolah Dan Manajemen Kelas.
            Bandung: Pustaka Setia
Purwanto, Ngalim. 2012. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
            Remaja Rosdakarya.
Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Sekolah.
             Yogyakarta: Multi Presindo.
Wibarama, Sunu. 2013. Bagaimana Membuat Studi  Pustaka Yang Baik, (online),
               diakses 25 Februari 2015.
Airha. 2012. Studi Pustaka, (online), (http:// Welcome in Airha's blog  STUDI
                KEPUSTAKAAN. Html), diakses 25 Februari 2015.
Tim Dosen AP UPI. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
  Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta:
                  Bumi Aksara.
 Tim Dosen AP IKIP Malang. 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: Penerbit
                   IKIP Malang.
                                      

Komentar

  1. Thanks for this wonderful post. The information in this article is very helpful to me. Thanks a lot for sharing. Keep blogging.
    dissertation Writing Service

    BalasHapus

  2. If you are looking for an accounting, taxation, and business advisory. Feel free to visit Venture Private Advisory to know more about our services.

    BalasHapus
  3. Trimakasih atas artikel yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan penerapan management pendidikan untuk orang" yang trlibat didalam pandangan pendidikan di indonesia

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Taman Kota

                                                                      Ilustrasi/Pexels.com Di taman kota ini kita menghirup udara segar setiap pagi Tempat biasa kita meluangkan waktu berolahraga  Dari sekian wacana tentang gaya hidup sehat yang kita perbincangkan setiap hari Baru beberapa putaran, Engkau meminta untuk sejenak berhenti  Sejenak kita bertirahat di pinggir jalan taman  Dengan tubuh yang basah dengan peluh keringat  Sambil memandangi mereka yang masih berlari  dan burung merpati yang terbang kesana kemari  Rupanya hari ini, satu dari sekian wacana kita terpenuhi  Untung saja kota ini memiliki taman kota  Diantara laju pembangunan gedung-gedung tinggi yang pesat  Masih ada ruang bagi kita untuk sekedar berlari menikmati udara pagi  2018
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KONFLIK Bagus Rachmad Saputra Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Kota Malang Email: bagusrachmad47@gmail.com Abstrak: Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah akan dihadapkan pada kondisi dan masalah dimana Kepala Sekolah harus mengambil keputusan yang terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah agar efektif dan efisien. Persaingan antar individu sebagai komponen yang ada di sekolah tidak dapat dihindari karena setiap individu memiliki motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Persaingan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang harus disikapi secara bijak oleh Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah. Konflik juga dapat disebabkan oleh apa yang diharapkan oleh semua elemen yang ada di sekolah tidak sesuai dengan kenyataan