Awal perkenalan saya dengan dunia jurnalistik kira-kira sekitar tahun 2016. Di tahun itu saya baru benar-benar serius menggeluti dunia jurnalistik dengan mengirimkan beberapa tulisan saya ke media cetak. Jauh sebelumnya saya mengenal jurnalistik lewat pelatihan-pelatihan jurnalistik saat sekolah dan kuliah dulu.
Mengapa saya suka dengan jurnalistik? Jawabnya sederhana. Bapak saya langganan koran salah satu media cetak terbesar di Indonesia. Setiap pagi rutinitas saya ketika disuapi ibu waktu sarapan pagi adalah membaca koran. Sebuah rutinitas yang ternyata “sengaja” diciptakan oleh bapak. Bapak mendidik agar saya suka membaca,karena menurut beliau membaca adalah kunci meraih pengetahuan.
Sebuah aktifitas behaviorisme yang diciptakan bapak soal membaca. Meski yang saya baca soal olahraga terutama sepak bola karena faktor hobi dan foto pemainnya. Lama-lama saya jadi ketagihan membaca. Sejak itu setiap pulang sekolah kalau uang saku cukup saya beli koran atau tabloid sepak bola.
Sampai sekarang saya masih tetap ketagihan membaca koran. Walaupun era teknologi sekarang begitu pesat dengan mudahnya mengakses berita lewat “Media Online”. Tapi saya kadang kurang merasa puas membacanya. Karena faktor kurangnya referensi, atau paragraf berita yang kurang lengkap. Saya juga tidak tau mungkin karena selera dalam membaca dan melihat sebuah peristiwa yang berbeda-beda.
Sampai suatu kesempatan hobi menulis di media masa ini dimuat di salah satu media cetak di Jawa Timur. Yeay, senangnya bukan kepalang waktu itu berada senang karena saya dikenal banyak orang dan tulisan saya dibaca banyak orang. Sampai saya berburu koran tersebut dari daerah terminal Arjosari Kota Malang hingga Stasiun Kota Baru Kota Malang. Entah mengapa mainset saya jika mencari koran harus ada di dekat fasilitas-fasilitas publik.
Karena dalam benak saya koran akan dinikmati oleh khalayak umum di tempat-tempat ramai dan strategis. Saya berasumsi karena kabar yang menarik akan menyedot perhatian orang banyak terutama orang-orang yang berada pada lokasi keramaian. Usai membeli koran itu, hal yang pertama saya lihat adalah foto saya yang terpampang di halaman khusus reportase pembaca tersebut.
Awalnya saya enggan membaca tulisan saya, tapi lama-lama ada hasrat ingin membaca tulisan saya sendiri. Ternyata di tulisan saya tersebut ada beberapa kata yang telah diedit oleh redaktur koran tersebut. Barulah muncul rasa tertantang untuk terus menulis, dan keinginan untuk berbagi tulisan agar tulisan saya dibaca orang lain.
Disitulah proses dimulai, saya bertemu dengan orang-orang dan senior saya di kampus yang lebih dulu berkecimpung dengan dunia tulis menulis. Seperti saya merasa tulisan saya sudah bagus, lewat mereka saya akhirnya kembali menginjak bumi. Ternyata tulisan saya belum sempurna seutuhnya. (Bersambung)
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PSIKOLOGIS PADA SISTEM PEMBELAJARAN Bagus Rachmad Saputra Darmaji Program Pascasarjana, Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No 8 Kota Malang. Email: bagusrachmad47@gmail.com , ajidarmaji64@gmail.com Abstrak: Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui landasan-landasan psikologi dalam pendidikan, keberagaman dan gaya belajar peserta didik di kelas, karakteristik peserta didik yang masing-masing individu berbeda-beda, dan keunikan masing-masing peserta didik antara satu dan lain berbeda, implementasi nilai-nilai psikologis dalam pembelajaran,. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan studi pustaka yakni mengkaji teori-teori yang relevan dengan landasan psikologis dalam pendidikan dan pembelajaran serta bentuk-bentuk implementasinya di lembaga pendidikan. Harapan dari penulisan artikel ini dapat menjadi referensi pelaksanaan pembelajaran di lembaga pendidikan yang mengakomodasi kebutuhan psikologis peserta d...
Komentar
Posting Komentar