Langsung ke konten utama

Di Toko Buku Pagi Ini

                                                           Ilustrasi/Pexels.com

         Pagi ini cuaca sedikit mendung, entah mengapa selepas sarapan dan duduk di meja makan sambil termangu memikirkan studi yang tak kunjung selesai. Tiba-tiba ingin mengunjungi toko buku. Ya, sudah lama sekali rasanya tidak ke toko buku di kota dingin ini. Sejak bekerja, sepertinya aku memiliki ritual baru yakni berkunjung dan membeli buku setiap satu bulan sekali. Terkecuali masa awal pandemi kemarin, aku mulai mencoba membeli buku secara online yang sebelumnya tak pernah ku lakukan.

         Setelah segelas kopi susu ku nikmati, dan motor telah aku panasi mesinnya. Berangkat lah aku ke toko buku yang biasa menjadi jujukan saat membeli buku semasa kuliah S1 dulu. Pukul 09.00 WIB tepat, aku sudah tiba di toko buku yang sudah buka. Halaman parkir motor sepi dan hanya ada Pak Jukir yang mengarahkan motorku ke tempat parkir. "Kiri mas kiri, ojok dikunci stang yo," ucap Pak Jukir dari bawah pohon kresen atau cherry yang jamak diketahui orang.

        Sebutan "new normal", yang menurut ku lebih baik menyebutnya dengan normal saja agar tak terkena sindrom psikosomatis yang berlebihan. Sebelum masuk mencuci tangan terlebih dahulu mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Senyum mbak kasir dan mas penitipan barang menyapa kedatangan ku yang mengenakan kaos oblong dan sandal jepit. Dimana biasanya datang ke toko itu dengan bersepatu dan berpakaian necis biar dikira anak senja dan kopi wkwkwk, bercanda ya jangan dibuat serius teman.

         Suasana toko nampak sepi, hanya ada tiga orang pelanggan termasuk aku. Sibuk kesana kemari, mengunjungi rak demi rak, melihat judul, melihat sinopsis, dan tentunya melihat harga buku. Kalau aku selalu melihat judul dan harga buku maklum disesuaikan dengan kapasitas isi dompet. Lalu, ada beberapa pegawai toko yang nampak begitu sibuk, tak seperti biasanya. 

          Rupanya ada seekor tikus masuk ke toko buku dan takut si tikus menjadi penikmat buku juga seperti manusia tapi dalam konteks yang lain, ahahhaa. Ada seorang bapak bertanya ke pegawai buku yang terlihat masih muda. "Ndek ndi tikus e, obat e tak deleh pojok-pojok ae," kata bapak itu. Si petugas hanya menjawab singkat, "iyo pak," jawabnya sembari mengamati pergerakan pengunjung. Ya cuma tiga orang termasuk aku, yang saat itu sibuk mencari buku karena bingung mau baca buku apa karena kebetulan hari itu aku ke toko buku tanpa referensi buku incaran, tak seperti biasanya. 

         Rak demi rak kususuri di toko buku yang semula sebelum ada pandemi begitu ramai dan terkenal karena diskonannya. Akhirnya tiba di rak buku sastra, satu persatu buku ku lihat ada beberapa yang menarik. tapi kurang mantab di hati, ada yang pas tapi budget masih belum mumpuni. Hingga ku temukan buku berjudul The Old Man And The Sea karya Ernest Hemingway. Melihat buku itu aku jadi teringat penulis Dea Anugrah yang menyebut buku itu adalah buku favoritnya dan inspirasinya dalam menulis. Ku baca sinopsisnya dan makin penasaran dengan tulisan buku itu. Dalam benakku apa isi buku ini hingga jadi buku favorit Dea.

         Kebetulan harganya pas, bergegas ke kasir dan segera ingin pulang membacanya. Senyum dan sapa mbak kasir menerima buku yang ku sodorkan padanya. "Diskonnya hanya 10%  ya mas, mau pake kresek atau langsung dibawa," ucap mbak kasir yang mematuhi standar pelayanan pengunjung dengan baik itu. "Bawa langsung aja mbk," jawabku karena kebetulan bukunya tak terlalu besar dan cukup di waistbag ku. Buku sudah aman, waktunya untuk pulang dan seperti biasa, dua ribu rupiah sudah aku siapkan untuk jasa titip sepeda motor sementara waktu. Pak jukir hanya tersenyum tanpa ada sepatah kata keluar dari bibirnya, tak seperti biasanya.

        Ke toko buku hari ini terasa asing entah aku yang terlalu kepagian atau karena pandemi. Suasana nampak sepi tak ada riuh pengunjung seperti bulan lalu saat aku terakhir berkunjung ke toko buku itu. Pagebluk sepertinya menjadi seleksi bagi toko buku konvensional apakah tetap bisa bertahan di era pasar yang berbasis digital dan didukung situasi pandemi yang menganjurkan untuk di rumah aja. Tapi aku tetap merakan romantisme belanja di toko buku konvensional. Dimana aku bisa melihat bukunya secara fisik dan sekalian olahraga kecil-kecilan dengan mondar mandir depan rak. Ya semoga saja lekas normal. Terimakasih teman, sudah membaca catatan harian kecil ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra Abstract This research aims to study the management of education in a comprehensive manner from the theory and practice include an understanding of the substance of the management of education ranging from : ( 1) Management Curriculum , ( 2) Management of Students , ( 3) Management of Teachers and Education , ( 4) Management Facility Education and Infrastructure , ( 5) Management of school and Community Relations , ( 6) Financial Management , ( 7) Office Management Education , and ( 8) Management Special Services as a source of reference in the management of schools to be more effective and efficient . Both this paper aims to provide scientific insights about the management of education or educational administration and educational management role in the management of the school as a micro unit in the national education system to support policy -based management school Keywords :

Cerita Tentang Taman Kota

                                                                      Ilustrasi/Pexels.com Di taman kota ini kita menghirup udara segar setiap pagi Tempat biasa kita meluangkan waktu berolahraga  Dari sekian wacana tentang gaya hidup sehat yang kita perbincangkan setiap hari Baru beberapa putaran, Engkau meminta untuk sejenak berhenti  Sejenak kita bertirahat di pinggir jalan taman  Dengan tubuh yang basah dengan peluh keringat  Sambil memandangi mereka yang masih berlari  dan burung merpati yang terbang kesana kemari  Rupanya hari ini, satu dari sekian wacana kita terpenuhi  Untung saja kota ini memiliki taman kota  Diantara laju pembangunan gedung-gedung tinggi yang pesat  Masih ada ruang bagi kita untuk sekedar berlari menikmati udara pagi  2018
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KONFLIK Bagus Rachmad Saputra Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Kota Malang Email: bagusrachmad47@gmail.com Abstrak: Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah akan dihadapkan pada kondisi dan masalah dimana Kepala Sekolah harus mengambil keputusan yang terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah agar efektif dan efisien. Persaingan antar individu sebagai komponen yang ada di sekolah tidak dapat dihindari karena setiap individu memiliki motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Persaingan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang harus disikapi secara bijak oleh Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah. Konflik juga dapat disebabkan oleh apa yang diharapkan oleh semua elemen yang ada di sekolah tidak sesuai dengan kenyataan