Langsung ke konten utama
Belajar (Lagi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Ketika dulu kita berada dijenjang pendidikan dasar. Bapak/Ibu guru mengajarkan kita tentang nilai-nilai kehidupan berwarganegara melalui pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Nilai-nilai itu kita hafalkan pada kelima sila pada Pancasila yang tentu pada saat itu kita belum begitu mengerti makna sila-sila tersebut yang kita tau hanya menghafalkan untuk mendapatkan nilai bagus dan tidak dihukum guru karena tidak hafal Pancasila. Sila –sila pada Pancasila pada hakekatnya mengajarkan nilai-nilai tentang cara bagaimana menjadi warga negara Indonesia yang seutuhnya. Itulah sebab mengapa Pancasila diajarkan sedari dini saat kita menempuh pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia ini memiliki keberagaman agama dan itu sejak adanya bangsa Indonesia sendiri. Setelah era animisme dan dinamisme berlalu masuklah agama Hindu, Budha, Islam, Kristen, Katolik, kepercayaan masyarakat Tionghoa mereka masuk dengan damai sehingga dipeluk oleh masyarakat kita pada saat itu. Artinya sila pertama mendidik kita untuk menghormati hak dan kebebasan beragama tanpa mendiskriminasikan agama tertentu. Inti dari perbedaan agama tetap dipersatukan oleh satu tujuan yaitu percaya dan bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara yang berbeda-beda dan setiap agama pasti mengajarkan nilai-nilai kebaikan untuk mengatur kehidupan manusia di bumi ini.
Sila Kedua Kemanusian Yang Adil dan beradab yaitu Pancasila mendidik kita untuk selalu menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Penegakan hukum yang adil bagi setiap warga negara. Keadilan sosial, dimana masyarakat pada hakekatnya memiliki hak dan kewajiban dilayani dan melayani yang hal ini telah diatur oleh negara melalui pemerintah. Sila kedua inilah yang mengajarkan kita pentingnya untuk saling menghormati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila Ketiga Persatuan Indonesia, dimana nilai inti dari sila ketiga ini adalah bagaimana kita memiliki rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia diatas perbedaan suku, ras, dan agama. Dari Sabang sampai Merauke sesungguhnya kita satu yaitu bangsa Indonesia. Kemajemukan  yang membuat kita menjadi bangsa yang majemuk terdiri dari keberagaman budaya sehingga itu menjadi kekayaan bangsa kita. Sila ketiga juga menuntut kita untuk selalu menjaga perdamaian diatas perbedaan suku dan budaya karena kita satu bangsa sebagai bangsa Indonesia.
Sila Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan. Sila keempat meneladani setiap permasalahan bangsa hendaknya diselesaikan dengan jalan damai dan melalui musyawarah. Peran masyarakat untuk mengontrol jalannya pemerintahan, menyampaikan aspirasi, dan hak berpolitik dijelaskan melalui sila keempat dengan sistem perwakilan yang kita kenal dengan lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Artinya setiap permasalahan bangsa hendaknya diselesaikan dengan musyawarah bukan dengan kekerasan. Kekerasan antar suku dan agama dan memecah belah bangsa kita.
Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Persamaan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara adalah sama. Tidak ada satu pun suku atau agama yang diistimewakan atau dianaktirikan semua mendapat hak dan kewajiban yang sama. Pembangunan juga harus merata dan dapat dirasakan oleh seluruh warga negara Indonesia dari Aceh sampai Papua. Kesehatan, Ekonomi, Keamanan, Pendidikan harus merata dan sama dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Nilai-nilai keteledanan seperti tenggang rasa seperti menghormati tetangga yang beragama lain ketika beribadah sebagai contoh yang dulu sering diajarkan pada kita sewaktu sekolah dasar dulu sekarang harus benar-benar kita terapkan saat sudah dewasa ini. Disinilah peran pendidikan yaitu untuk membangun pola pikir yang matang, jiwa yang teguh dan kuat, kepekaan sosial, dan keterampilan hidup yang semuanya harus bersinergi dalam kehidupan bermasyarakat. Keteledanan inilah yang hendaknya mempersatukan kita ditengah konflik antar agama yang akhir-akhir ini sering menjadi berita dimedia masa kita. Nilai-nilai yang kita pelajari tentang Pancasila dan kewarganegaraan inilah yang hendaknya sekarang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar perdamaian senantiasa terjaga di negeri ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra Abstract This research aims to study the management of education in a comprehensive manner from the theory and practice include an understanding of the substance of the management of education ranging from : ( 1) Management Curriculum , ( 2) Management of Students , ( 3) Management of Teachers and Education , ( 4) Management Facility Education and Infrastructure , ( 5) Management of school and Community Relations , ( 6) Financial Management , ( 7) Office Management Education , and ( 8) Management Special Services as a source of reference in the management of schools to be more effective and efficient . Both this paper aims to provide scientific insights about the management of education or educational administration and educational management role in the management of the school as a micro unit in the national education system to support policy -based management school Keywords :

Cerita Tentang Taman Kota

                                                                      Ilustrasi/Pexels.com Di taman kota ini kita menghirup udara segar setiap pagi Tempat biasa kita meluangkan waktu berolahraga  Dari sekian wacana tentang gaya hidup sehat yang kita perbincangkan setiap hari Baru beberapa putaran, Engkau meminta untuk sejenak berhenti  Sejenak kita bertirahat di pinggir jalan taman  Dengan tubuh yang basah dengan peluh keringat  Sambil memandangi mereka yang masih berlari  dan burung merpati yang terbang kesana kemari  Rupanya hari ini, satu dari sekian wacana kita terpenuhi  Untung saja kota ini memiliki taman kota  Diantara laju pembangunan gedung-gedung tinggi yang pesat  Masih ada ruang bagi kita untuk sekedar berlari menikmati udara pagi  2018
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KONFLIK Bagus Rachmad Saputra Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Kota Malang Email: bagusrachmad47@gmail.com Abstrak: Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah akan dihadapkan pada kondisi dan masalah dimana Kepala Sekolah harus mengambil keputusan yang terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah agar efektif dan efisien. Persaingan antar individu sebagai komponen yang ada di sekolah tidak dapat dihindari karena setiap individu memiliki motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Persaingan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang harus disikapi secara bijak oleh Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah. Konflik juga dapat disebabkan oleh apa yang diharapkan oleh semua elemen yang ada di sekolah tidak sesuai dengan kenyataan