Langsung ke konten utama
Seniman Dipandang Sebelah Mata

Sabtu 29 Oktober 2016 bertempat di Aula E1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (FIP UM) mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Pecinta Seni FIP UM (OPIUM) menyelenggarakan kegiatan dialog seni dengan tema “Seniman Dipandang Sebelah Mata” . kegiatan yang mengundang tiga seniman yaitu Aji Prasetiyo seniman komik sekaligus pemilik cafĂ© Komika Malang, Yon Wahyuono seniman dari Dewan Kesenian Malang, dan Ruddy dari Padepokan Film Malang. Kegiatan dialog seni ini mengangkat tentang paradigm masyarakat dalam melihat seni dan seniman dimana masyarakat sering kali beranggapan bahwa pekerjaan sebagai seniman tidak jelas masa depannya dan seniman dianggap sebagai orang yang sulit diatur dan terkesan “urakan” dengan identitas rambut gondrong dan sebagainya. Selaras dengan yang disampaikan ketua pelaksana kegiatan dialog seni Mashudi mengatakan “ Dialog seni ini bertujuan mendiskusikan tentang mengapa masyarakat ini menilai seniman itu sebelah mata dan problematika apa saja yang dihadapi oleh seniman” hal ini disampaikan saat sambutan ketua pelaksana didepan peserta dialog yang hadir. Kegiatan dilanjutkan pemaparan pemateri tentang hakikat seni dan seniman sesuai dengan pandangan mereka masing-masing sebagai seorang seniman. Pendapat pertama disampaikan oleh Aji bahwa “ kita melihat seni dan seniman dari mana dulu kalua dari pekerjaan mungkin bisa dipandang sebelah mata karena orientasi dari pekerjaan adalah penghasilan sedangkan kalua kita melihat dari profesi seni dan seniman tidak bisa dipandang sebelah mata karena orientasi dari profesi adalah pengabdian berbicara seni adalah berbicara tentang selera tidak ada ukuran pasti benar salah dan baik buruk” sedangkan Bung Yon sapaan akrab Yon Wahyuono mengatakan “ kalua kita ngomong seniman dipandang sebelah mata ya itu adalah bentuk kegelisahan karena seorang seniman akan selalu terus berkarya tanpa mempedulikan pandangan orang lain karena seniman akan dihargai oleh orang lain melalui karya-karya yang dihasilkan oleh seniman itu sendiri”. Seni sebagai bentuk olah rasa dan kepekaan seorang manusia memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Seni bentuk kretaifitas dan untuk menilai kreatifitas seorang seniman dalam berkarya tidak dapat dilihat dari sudut pandang saja karena manusia sendiri juga memiliki keterbatasan dalam melihat sesuatu yang ada di dunia ini apalagi seni berkaitan dengan selera penikmatnya dan setiap manusia memiliki selera yang berbeda-beda tentang seni. Ada yang senang melihat seni tradisional seperti kuda lumping ada pula yang suka seni modern seperti modern dance atau musik pop ini sebagai contoh sedikit tentang selera manusia tentang seni sehingga tidak seharusnya seni dan seniman dipandang sebelah mata. Kalau mereka dilihat dari pekerjaan dan penampilan yang terkesan acak-acakan sebenarnya mereka jauh lebih produktif dari yang menilai mereka secara subyektif malah yang berpenampilan rapi memakai dasi kadang mereka yang malah dibui karena korupsi dan menyusahkan orang lain. Seni jika dipandang sebelah mata adalah hal yang keliru karena seni adalah selera dan olah rasa serta seni adalah kebutuhan batin setiap manusia. Seniman dianggap ngawur dimata masyarakat namun ketika kita sudah berbicara seni maka seniman inilah pelaku seni yang mencoba melestarikan budaya sebagai identitas suatu bangsa. Pandangan masyarakat tentang seni dan seniman bukan hanya dilihat dari satu sisi mata koin saja tapi juga harus dilihat dari dua sisi mata koin sehingga kita dapat melihatnya secara seimbang. Tantangan seorang seniman adalah karya yang dihasilkan agar seniman tidak dipandang sebelah mata maka seniman harus terus berkarya sehingga karya-karya seniman dapat dinikmati dan membawa kebermanfaatan bagi masyarakat .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra Abstract This research aims to study the management of education in a comprehensive manner from the theory and practice include an understanding of the substance of the management of education ranging from : ( 1) Management Curriculum , ( 2) Management of Students , ( 3) Management of Teachers and Education , ( 4) Management Facility Education and Infrastructure , ( 5) Management of school and Community Relations , ( 6) Financial Management , ( 7) Office Management Education , and ( 8) Management Special Services as a source of reference in the management of schools to be more effective and efficient . Both this paper aims to provide scientific insights about the management of education or educational administration and educational management role in the management of the school as a micro unit in the national education system to support policy -based management school Keywords :

Cerita Tentang Taman Kota

                                                                      Ilustrasi/Pexels.com Di taman kota ini kita menghirup udara segar setiap pagi Tempat biasa kita meluangkan waktu berolahraga  Dari sekian wacana tentang gaya hidup sehat yang kita perbincangkan setiap hari Baru beberapa putaran, Engkau meminta untuk sejenak berhenti  Sejenak kita bertirahat di pinggir jalan taman  Dengan tubuh yang basah dengan peluh keringat  Sambil memandangi mereka yang masih berlari  dan burung merpati yang terbang kesana kemari  Rupanya hari ini, satu dari sekian wacana kita terpenuhi  Untung saja kota ini memiliki taman kota  Diantara laju pembangunan gedung-gedung tinggi yang pesat  Masih ada ruang bagi kita untuk sekedar berlari menikmati udara pagi  2018
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KONFLIK Bagus Rachmad Saputra Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Kota Malang Email: bagusrachmad47@gmail.com Abstrak: Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah akan dihadapkan pada kondisi dan masalah dimana Kepala Sekolah harus mengambil keputusan yang terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah agar efektif dan efisien. Persaingan antar individu sebagai komponen yang ada di sekolah tidak dapat dihindari karena setiap individu memiliki motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Persaingan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang harus disikapi secara bijak oleh Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah. Konflik juga dapat disebabkan oleh apa yang diharapkan oleh semua elemen yang ada di sekolah tidak sesuai dengan kenyataan