Langsung ke konten utama


PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KONFLIK

Bagus Rachmad Saputra

Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Kota Malang


Abstrak: Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah akan dihadapkan pada kondisi dan masalah dimana Kepala Sekolah harus mengambil keputusan yang terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah agar efektif dan efisien. Persaingan antar individu sebagai komponen yang ada di sekolah tidak dapat dihindari karena setiap individu memiliki motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Persaingan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang harus disikapi secara bijak oleh Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah. Konflik juga dapat disebabkan oleh apa yang diharapkan oleh semua elemen yang ada di sekolah tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di sekolah. Peran kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus dapat mengarahkan dan mengambil sebuah keputusan yang terbaik dalam menyelesaikan sebuah konflik yang terjadi di sekolah. Kepala Sekolah harus dapat memahami dan mengimplementasikan dengan baik manajemen konflik agar konflik yang terjadi di sekolah menjadi suatu energi yang positif dalam rangka memajukan sekolah.

Kata Kunci: Kepala Sekolah, Konfik, Manajemen Konflik

PENDAHULUAN

Sekolah sebagai organisasi pendidikan merupakan kumpulan dari beberapa individu yang berperan penting dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Tata Usaha Sekolah, Satpam, Tukang Kebun, Penjaga Sekolah, dan individu-individu yang terlibat dalam pengelolaan sekolah merupakan bagian dari unsur sumber daya manusia yang dimiliki oleh sekolah. Setiap individu memiliki keunikan masing-masing dan motivasi yang berbeda-beda dalam keterlibatan pengelolaan sekolah sesuai dengan tugasnya. Persasaingan antar individu merupakan hal yang lumrah dan wajar terjadi karena masing-masing individu ingin menunjukkan kinerja yang terbaik. Persaingan inilah yang menimbulkan konflik di sekolah dan pasti terjadi. Konflik individu juga akan mempengaruhi pada sejauhmana efektifas pengelolaan sekolah belum lagi ketika konflik antar individu akan menjadi konflik antar unit atau bagian dalam struktur organisasi sekolah. Kepala Sekolah sebagai manajer sekaligus pemimpin di sekolah akan dihadapkan pada potensi konflik yang dapat memunculkan permasalahan.
Kepala sekolah dituntut untuk mampu menguasai dan mengondisikan konflik yang terjadi di sekolah menjadi hal yang harus dikelola dengan baik oleh kepala sekolah yang memiliki peran sebagai seorang manajer. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh kepala sekolah akan berdampak pada kondisi dan situasi konflik yang ada di sekolah apakah menjadi energi yang positif memacu produktifitas semua komponen yang ada di sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah atau justru menjadi hal yang negatif mempengaruhi kinerja dan kondisi yang kurang harmonis antar komponen yang ada di sekolah sehingga dapat memicu perpecahan dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Perubahan sosial, teknologi, dan semakin majunya ilmu pengetahuan menuntut setiap orang untuk berubah manjadi lebih baik dari sebelumnya kondisi seperti inilah peran kepala sekolah dalam memanage konflik yang terjadi di sekolah dengan baik. Kepala Sekolah harus mampu menjalankan perannya sebagai organisator, manajer, educator, leader, dan supervisor pendidikan.
Menjalankan perannya sebagai manajer dan pemimpin pendidikan, kepala sekolah menghadapi berbagai komponen yang potensial memunculkan permasalahan. Hal ini disebabkan oleh heterogennya sumber daya yang dikelola, banyaknya kepentingan antar unit dalam keseluruhan struktur organisasi, personel pendukung pelaksanaan pendidikan yang memiliki latar belakang, kepentingan, tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang bervariasi. Persaingan antarkomponen, bagian atau unit, kepentingan, tujuan, kebutuhan, individualism yang makin merebak, materialisme eksklusif, dan lain-lain memunculkan potensi terjadinya konflik dalam kehidupan kelembagaan di sekolah. Belum lagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga memiliki dampak pada perubahan sosial dan pertumbuhan yang tak sama (Kartini Kartono, 1991:212). Konflik seperti inilah yang harus diselesaikan dengan baik oleh kepala sekolah berperan sebagai pemimpin melalui pendekatan manajemen konflik.

PEMBAHASAN
Strategi Manajemen Konflik
Strategi manajemen konflik dibutuhkan untuk memecahkan konflik yang dan menemukan pemecahannya berupa solusi sebagai bentuk pengoptimalan organisasi. Peran kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik tergantung pada pandangan yang dipakai oleh kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik. Hal ini bergantung pada pemimpin organisasi, apakah memiliki pandangan tradisional, behavioral, atau pandangan interaksi dalam memandang organisasi yang dipimpinnya (Soetopo,2012:77). Konflik yang terjadi  di sekolah perlu dikelola dengan baik oleh kepala sekolah agar menjadi potensi untuk mengefektifkan organisasi.
 Menurut Thoha (1995), mengemukakan strategi manajemen konflik secara umum sebagai berikut, 1) strategi menang-kalah, 2) strategi kalah-kalah, dan 3) strategi menang-menang. Dengan menggunakan strategi menang-kalah, salah satu pihak menang dan salah satu pihak kalah, termasuk di dalamnya menggunakan wewenang atau kekuasaan untuk menekan slah satu pihak. Bisa jadi, pihak yang kalah akan bertingkah laku non-produktif, kurang aktif, dan tidak mengidentifikasikan dirinya dengan tujuan organisasi. Strategi kalah-kalah berarti semua pihak yang berkonflik menjadi kalah. Strategi ini dapat berupa kompromi (keduanya sama-sama berkorban atas kepentingannya), dan arbitrase (menggunakan pihak ketiga). Strategi menang-menang yaitu konflik dipecahkan melalui metode “problem solving” atau pemecahan masalah (Soetopo, 2012:277).
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah dalam menghadapi konflik yang terjadi di sekolah dapat mempertimbangkan berbagai strategi manajemen konflik yang ada disesuaikan dengan kondisi konflik yang sedang dihadapi. Kepala sekolah perlu berpikir positif dalam menyelesaikan suatu konflik dan strategi manajemen konflik menjadi solusi untuk membantu kepala sekolah menyelesaikan konflik di sekolah. Menurut Soetopo (2012:277), suatu hal yang perlu mendapat perhatian dan dianjurkan adalah mulailah dari sikap pasif menuju ke orientasi aktif, dan sangat bergantung pada tingkat kematangan pihak-pihak yang mengalami konflik. Perlu peran kepala sekolah untuk memiliki power merubah perilaku individu  yang dipimpinnya melalui otoritas sebagai seorang pemimpin di sekolah agar dapat menerapkan strategi manajemen konflik yang tepat dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di sekolah.
Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Manajemen Konflik
Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dalam menyeesaikan suatu konflik yang terjadi di sekolah. Pertama, perlakukanlah secara wajar dan alamiah artinya konflik yang timbul dalam penyelenggaraan satuan pendidikan adalah sebagai sesuatu yang wajar dan alamiah. Konflik kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari organisasi, tak perlu dihindari tetapi harus dihadapi pimpinan melalui manajemen konflik. Oleh karena itu pelaksanaan manajemen konflik perlu dilakukan secara wajar dan alamiah sebagaimana pelaksanaan manajemen bidang lainnya (Soetopo,2012:282).
Kedua, pandanglah konflik sebagai dinamisator organisasi. Pandanglah bahwa organisasi tanpa konflik berarti diam, statis, dan tidak mencapai kemajuan yang diharapkan. Namun demikian, konflik yang ada harus ditata sedemikian rupa agar dinamika yang terjadi benar-benar dapat menjadi sesuatu yang positif untuk menghasilkan perubahan sekaligus mendukung perkembangan dan pencapaian tujuan pendidikan (Soetopo,2012:283). Prinsip yang menuntut peran kepala sekolah untuk melihat konflik yang terjadi adalah suatu dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan harus dihadapi dengan strategi yang tepat untuk meningkatkan produktifitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan sekolah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Ketiga, media pengujian kepemimpinan. Kapabilitas dan kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah diuji oleh terjadinya konflik yang terjadi di sekolah. Sejauhmana kepala sekolah mampu mengelola dan mengambil keputusan yang dianggap paling tepat dalam menyelesaikan suatu konflik serta mengukur sejauhmana kemampuan sekolah dalam menerapkan manajemen konflik. Kepemimpinan tidak hanya diuji ketika membawa anggota mencapai tujuan berdasarkan rutinitas tugas formal belaka. Kepemimpinan yang bersangkutan akan lebih diuji ketika menghadapi konflik. Melalui manajemen konflik, dirinya akan memiliki kepemimpinan yang dapat diandalkan untuk membawa roda organisasi secara dinamis positif dalam mencapai tujuan di masa mendatang (Soetopo,2012:283).
Keempat, fleksibilitas tinggi artinya strategi manajemen konflik yang digunakan para pemimpin adalah fleksibel. Pemilihan penggunaan strategi dimaksud sangat bergantung pada, 1) jenis, materi konflik, dan sumber penyebabnya, 2) karakteristik pihak-pihak yang berkonflik, 3) sumber daya yang dimiliki dan mendukung, 4) kultur masyarakat dan iklim organisasi, 5) antisipasi dampak konflik, 6) intensitas dan keluasan konflik (Soetopo,2012:283). Inilah yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah sebagai perannya seorang pemimpin di sekolah. Menyelesaikan konflik dan mengelola konflik dengan baik agar pengelolaan sekolah dapat menjadi lebih baik.
Langkah-Langkah Dalam Manajemen Konflik
Langkah-langkah dalam manajemen konflik yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut: 1) perencanaan analisis konflik, langkah ini dimaksudkan untuk mendefinisikan atau menentukan konflik apa yang timbul dalam penyelenggaraan satuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dapat melakukannya setiap saat ketika ada indikasi konflik. Pemimpin pendidikan pada langkah ini harus dapat menentukan sumber penyebabnya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya, jenis-jenisnya, dan keterlibatan pihak-pihak yang berkonflik.
Apabila hal tersebut semuanya jelas, akhirnya konflik yang sesungguhnya dapat dirumuskan secara jelas dan tegas, 2) evaluasi konflik, evaluasi konflik adalah suatu upaya untuk menentukan kualitas suatu konflik yang telah dirumuskan. Kualitas suatu konflik dapat ditinjau dari dua segi yaitu intensitas dan keluasannya. Keduanya saling berkaitan satu sama lain, 3) Pemilihan strategi konflik sebagaimana berikut: pahamilah beberapa prinsip dalam pelaksanaan manajemen konflik, berdasarkan prinsip-prinsip diatas pilihlah di antara strategi manajemen konflik yang dipilih, laksanakan strategi manajemen konflik yang dipilih, evaluasilah pelaksanaan strategi  manajemen konflik yang dipilih tersebut untuk mengetahui keberhasilannya, strategi yang telah dipilih dapat dipertahankan bila menunjukkan hasil yang baik, tetapi bila hasilnya tidak atau kurang baik maka perlu dipilihkan strategi lain secara berkelanjutan (Soetopo, 2012:285).
Kriteria Keberhasilan Manajemen Konflik
Manajemen konflik yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik dapat diukur oleh beberapa kriteria. Kriteria keberhasilan manajemen konflik menjadi tolok ukur keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola konflik dengan baik. Manajemen konflik yang dilakukan oleh para manajer atau pemimpin dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Kemampuan membuat perencanaan analisis konflik dimana perencanaan analisis konflik yang baik harus menunjukkan deskripsi fenomena konflik, identifikasi konflik, rumusan konflik yang sesungguhnya secara jelas dan tegas, 2) Kemampuan melakukan evaluasi konflik dimana ukuran yang dapat dipakai adalah rendah-tingginya intensitas timbulnya suatu konflik, luas-tidaknya cakupan suatu konflik, penentuan kualitas konflik (ringan/kecil), sedang/menengah, atau besar/berat), penentuan penyelesaian konflik berdasarkan prioritas, 3) kemampuan memilih strategi manajemen konflik (Soetopo,2012:285).
Kepala sekolah sebagai manajer menetapkan kriteria diatas dalam menerapkan manajemen konflik agar konflik yang terjadi dapat terselesaikan dan membawa dampak yang positif bagi kepala sekolah. Kriteria keberhasilan manajemen konflik dapat menjadi pertimbangan kepala sekolah ketika nantinya akan melakukan perubahan cara atau strategi dalam menyelesaikan konflik. Keefektifan kemampuan kepala sekolah dalam menyelesaikan suatu konflik diukur oleh kriteria keberhasilan manajemen konflik yang diterapkan.
Prosedur Evalusi Untuk Mengetahui Keberhasilan Manajemen Konflik
Mengukur keberhasilan manajemen konflik yang diterapakan harus melalui proses evaluasi yang terstruktur. Fungsi evaluasi dalam manajemen konflik yang diterapkan oleh kepala sekolah bukan perkara benar atau salah dan berhasil atau tidak tapi sejauhmana strategi manajemen konflik yang diterapkan oleh kepala sekolah efektif dalam menyelesaikan suatu konflik dan membawa dampak positif bagi pengelolaan sekolah. Menurut Soetopo (2012:287) prosedur evalusi keberhasilan manajemen konflik meliputi 1) perencanaan evaluasi, 2) pelaksanaan evaluasi, 3) menarik kesimpulan.
Ketiga prosedur dalam mengetahui keberhasilan manajemen konflik perlu dilakukan secara terstruktur. Harapan dari evaluasi yang dilakukan adalah adanya perubahan strategi kepala sekolah dalam menyelesaikan konflik dan apa saja yang menjadi kendala dalam menyelesaikan suatu konflik dan ditemukan cara atau strategi yang tepat untuk mengatasi suatu konflik di sekolah. Evaluasi benar-benar membawa dampak yang positif maka harus dilakukan sesuai prosedur bukan asal menilai saja manajemen konflik yang diterapkan oleh kepala sekolah.

PENUTUP
Konflik dalam suatu organisasi pendidikan yaitu sekolah tidak dapat dihindari. Sekolah sebagai suatu organisasi pasti terdiri dari beberapa kumpulan individu yang berbeda-beda dan unik sebagai batasan sebagai seorang manusia dan sekolah tidak akan pernah lepas dari masalah yang timbul akibat perbedaan pandangan atau hal-hal teknis dan non teknis yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah. Seorang manajer pendidikan harus dapat mengelola konflik dengan baik agar konflik menjadi dinamika yang membawa perubahan positif pada pengelolaan sekolah. Kepala sekolah harus memiliki pandangan yang luas tentang konflik dan bagaimana cara mengelola suatu konflik yang terjadi di sekolah secara tepat melalui implementasi manajemen konflik.
Kepala sekolah harus memaksimalkan segala potensi yang ada di sekolah untuk mengatur dengan baik penyelesaian konflik yang terjadi di sekolah. Strategi manajemen konflik yang dipilih oleh kepala sekolah haruslah tepat dan cepat sesuai dengan konflik yang sedang dihadapi. Kepala sekolah harus menjalankan dengan baik prinsip-prinsip manajemen konflik, langkah-langkah dalam manajemen konflik, kriteria keberhasilan manajemen konflik, dan prosedur untuk mengetahui keberhasilan manajemen konflik. Kemampuan seorang kepala sekolah sebagai manajer dan pemimpin di sekolah akan diuji oleh konflik yang terjadi di sekolah oleh karena itu seorang kepala sekolah harus cakap dan memiliki wawasan yang luas tentang manajemen konflik.

DAFTAR RUJUKAN:

Kartono, Kartini. 1991. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers.

Soetopo, Hendyat. 2012. Perilaku Organisasi Teori Dan Praktik Di Bidang Pendidikan.
     Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thoha, Miftah. 1995. Kepemimpinan Dalam Manajemen: Suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta:

     Raja Grafindo Perkasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra Abstract This research aims to study the management of education in a comprehensive manner from the theory and practice include an understanding of the substance of the management of education ranging from : ( 1) Management Curriculum , ( 2) Management of Students , ( 3) Management of Teachers and Education , ( 4) Management Facility Education and Infrastructure , ( 5) Management of school and Community Relations , ( 6) Financial Management , ( 7) Office Management Education , and ( 8) Management Special Services as a source of reference in the management of schools to be more effective and efficient . Both this paper aims to provide scientific insights about the management of education or educational administration and educational management role in the management of the school as a micro unit in the national education system to support policy -based management school Keywords :

Cerita Tentang Taman Kota

                                                                      Ilustrasi/Pexels.com Di taman kota ini kita menghirup udara segar setiap pagi Tempat biasa kita meluangkan waktu berolahraga  Dari sekian wacana tentang gaya hidup sehat yang kita perbincangkan setiap hari Baru beberapa putaran, Engkau meminta untuk sejenak berhenti  Sejenak kita bertirahat di pinggir jalan taman  Dengan tubuh yang basah dengan peluh keringat  Sambil memandangi mereka yang masih berlari  dan burung merpati yang terbang kesana kemari  Rupanya hari ini, satu dari sekian wacana kita terpenuhi  Untung saja kota ini memiliki taman kota  Diantara laju pembangunan gedung-gedung tinggi yang pesat  Masih ada ruang bagi kita untuk sekedar berlari menikmati udara pagi  2018