Langsung ke konten utama


MANAJEMEN KELAS DI SEKOLAH MELALUI STRATEGI DISIPLIN KELAS
Oleh: Bagus Rachmad Saputra
A.    Latar Belakang
          Pendidikan adalah salah satu usaha dalam meningkatkan taraf hidup dan pemberdayaan bagi manusia itu sendiri dalam mencapai tujuannya. Bentuk dari pendidikan adalah suatu pembelajaran baik pembelajaran dilingkup pendidikan formal maupun nonformal. Pembelajaran sebagai suatu bentuk aktivitas antara pendidik dan peserta didik yang kaitannya berhubungan dengan penyampaian tentang pengetahuan maka perlu adanya suatu aktivitas yang mampu menunjang pelaksanaan proses pembelajaran tersebut. Mengacu pada hal tersebut maka manajemen kelas adalah proses yang paling cocok menunjang proses pembelajaran dilingkup pendidikan formal. Secara substansif manajemen kelas sebagai bagian dari proses yang menunjang substansi pokok manajemen pendidikan. Pengelolaan kelas akan dapat berjalan efektif dan efisien bila ditunjang dengan proses manajemen yang baik. Bentuk implementasi manajemen kelas di proses pembelajaran di sekolah dapat dilakukan dengan strategi disiplin kelas yang melibatkan peserta didik dan pendidik yang nantinya akan diuraikan dalam aktivitas pembelajaran sehingga balikan yang diharapkan adalah pengelolaan kelas yang efektif dan efisien akan memberi dampak yang positif terhadap proses pembelajaran di sekolah.
B.     Strategi Disiplin Kelas
       Ketika kita berbicara tentang aktivitas pembelajaran dikelas maka akan ada dua hal yang ada didalam kelas selain media pembelajaran dan ruangan kelas itu sendiri yang pertama adalah peserta didik, sebagai bagian terpenting dari proses pembelajaran maka penting seorang pendidik harus mengerti dan memahami tentang karakteristik, keragaman, tingkat kematangan, dan kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran karena atas dasar itulah seorang pendidik wajib memiliki perasaan bahwa semua peserta didik itu unik dan harus dilihat secara mendalam dengan keunikan tersebut maka pendidik harus memberikan perhatian yang sama pada semua peserta didik.
      Kedua, pendidik sebagai orang yang terdidik harus mampu memberikan sikap teladan yang baik bukan hanya secara pedagogis namun juga hubungan secara humanis. Pendidik harus memiliki berbagai macam strategi dalam mengajar dan juga mampu menguasai pendekatan-pendekatan dalam mengajar dikelas.
1.      Pendidik berperan sebagai “orangtua” peserta didik disekolah
2.      Pendidik menciptakan suasana harmonis dengan peserta didik
3.      Pendidik menguasai strategi dan materi pembelajaran yang baik
4.      Pendidik mampu menerapkan punishment yang tepat bagi peserta didik yang melanggar bukan hanya sekedar menghukum peserta didik berdasarkan reaksi emosional saja
5.      Pendidik menciptakan iklim yang kondusif
6.      Pendidik mampu menegakkan kedisiplinan dikelas dengan contoh tidak datang terlambat saat ke sekolah
        Strategi disiplin kelas dapat dibangun jika sejak awal telah ada kesepakatan antara pendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran dimana pendidik membuat kesepakatan-kesepatakan pada peserta didik terkait dengan proses pendisiplinan peserta didik. Implementasinya adalah pendidik tidak datang terlambat ke sekolah jika proses pembelajaran dimulai pukul tujuh maka pendidik harus hadir disekolah tiga puluh menit sebelum proses pembelajaran dimulai. Menerapkan aturan-aturan yang dipahami dan dapat diikitu oleh peserta didik seperti kapan waktu peserta didik menyampaikan materi dan kapan peserta didik menyampaikan gagasannya. Strategi disiplin kelas dapat dibangun bila telah ada proses kebiasaan atau mengacu pada pendekatan behaviorisme dimana perilaku dibentuk oleh kebiasaan yang terus dilakukan secara berulang-ulang.
C.    Implementasi Strategi Disiplin Kelas
1.      Pendidik harus memberikan kepercayaan penuh pada peserta didik bahwa peserta didik mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik
2.      Pendidik harus mampu berperan sebagai “orangtua” peserta didik di sekolah
3.      Pendidik mampu mengontrol dirinya sendiri dan peserta didik dalam aktivitas pembelajaran untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan yang mungkin timbul dalam pembelajaran
4.      Transformasi pendekatan pendidik dari yang semula otoriter menjadi demokratis agar ada keterbukaan antara pendidik dan peserta didik sehingga ada suasana yang kondusif akan dibina dengan baik
5.      Penerapan disiplin yang demokratis dimana tidak selamanya proses pendisiplinan harus menggunakan cara yang otoriter contoh  melibatkan ide-ide peserta didik dalam menerapkan aturan pembelajaran dikelas.
6.      Memahami tipe-tipe sikap siswa pendidik harus memahami berbagai macam jenis karakter dan sikap peserta didik yang bermacam-macam

7.      Pendidik meninggalkan kesan yang mendalam bagi peserta didik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra Abstract This research aims to study the management of education in a comprehensive manner from the theory and practice include an understanding of the substance of the management of education ranging from : ( 1) Management Curriculum , ( 2) Management of Students , ( 3) Management of Teachers and Education , ( 4) Management Facility Education and Infrastructure , ( 5) Management of school and Community Relations , ( 6) Financial Management , ( 7) Office Management Education , and ( 8) Management Special Services as a source of reference in the management of schools to be more effective and efficient . Both this paper aims to provide scientific insights about the management of education or educational administration and educational management role in the management of the school as a micro unit in the national education system to support policy -based management school Keywords :

Cerita Tentang Taman Kota

                                                                      Ilustrasi/Pexels.com Di taman kota ini kita menghirup udara segar setiap pagi Tempat biasa kita meluangkan waktu berolahraga  Dari sekian wacana tentang gaya hidup sehat yang kita perbincangkan setiap hari Baru beberapa putaran, Engkau meminta untuk sejenak berhenti  Sejenak kita bertirahat di pinggir jalan taman  Dengan tubuh yang basah dengan peluh keringat  Sambil memandangi mereka yang masih berlari  dan burung merpati yang terbang kesana kemari  Rupanya hari ini, satu dari sekian wacana kita terpenuhi  Untung saja kota ini memiliki taman kota  Diantara laju pembangunan gedung-gedung tinggi yang pesat  Masih ada ruang bagi kita untuk sekedar berlari menikmati udara pagi  2018
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KONFLIK Bagus Rachmad Saputra Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Kota Malang Email: bagusrachmad47@gmail.com Abstrak: Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah akan dihadapkan pada kondisi dan masalah dimana Kepala Sekolah harus mengambil keputusan yang terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah agar efektif dan efisien. Persaingan antar individu sebagai komponen yang ada di sekolah tidak dapat dihindari karena setiap individu memiliki motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Persaingan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang harus disikapi secara bijak oleh Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah. Konflik juga dapat disebabkan oleh apa yang diharapkan oleh semua elemen yang ada di sekolah tidak sesuai dengan kenyataan