Langsung ke konten utama

Duo Tachibana Rasa Indonesia



Jika anda generasi 90 an pasti ingat tentang serial anak-anak, Captain Tsubasa. Serial anak-anak yang menceritakan tentang sosok Tsubasa Ozora sebagai tokoh utama tersebut. Menceritakan perjuangan anak-anak Jepang dalam mewujudkan mimpi mereka menjadi juara sepak bola dunia.

Selain sosok Tsubasa sebagai tokoh sentral tentu kita tidak bisa melupakan tokoh lain dalam serial tersebut.
Salah satu tokoh nya adalah dua pemain kembar bernama Mazuo dan Kazuo Tachibana. Sepak bola acrobat menjadi ciri khas mereka berdua yang selalu bermain kompak sebagai kembar bersaudara.

Nah kali ini kisah kembar tachibana tersebut juga ada di Indonesia, yang ada pada diri Amirudin Bagus Kaffi dan Amirudin Bagus Kaffa sebagai punggawa Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16 yang sedang berlaga pada geleran Piala AFF U-16 di Sidoarjo, Jawa Timur.
Bagus berperan sebagai tukang gedor andalan Timnas U-16 yang sejauh ini mampu mengoleksi 11 gol dari lima kali berlaga. Salah satunya mencetak hattrick di laga melawan Kamboja yang berakhir dengan skor 4-0.

Pada laga itu, Bagus mampu menunjukkan skill nya dengan penyelesaian akhir yang mematikan di depan gawang lawan. Sementara Bagas, berperan menjadi motor serangan Timnas U-16 dengan kecepatannya menyisir sayap kanan pertahanan lawan dan memberikan umpan-umpan manis kepada Bagus untuk diteruskan menjadi gol.

Kisah yang hampir sama dengan kisa kembar Tachibana di serial Tsubasa, Bagus dan Bagas saat ini sedang bahu-membahu membawa Timnas U-16 menjadi juara Piala AFF U-16 2018.
Kedua pesepakbola kembar pasangan  Yuni Puji Istiono dan Dewi Kartikasari ini, lahir di Magelang pada 16 Januari 2002. Mereka sempat menimba ilmu sepak bola di beberapa Sekolah Sepak Bola (SSB), salah satunya SSB kampung halaman mereka yakni SSB Putra Harapan Magelang.

Setelah itu mereka berdua berpetualang di berbagai daerah untuk menimba ilmu sepak bola mereka sampai akhirnya masuk dalam Timnas Indonesia U-16 dibawah arahan Pelatih Fachri Husaini.
Sebelum gelaran AFF U-16, mereka berdua sukses mempersembahkan prestasi di kancah sepak bola internasional dengan berhasil menjadi juara turnamen Jeneysis di Jepang pada tahun lalu.

Duo kembar yang membuat Pelatih Fachri Husaini baru bisa membedakan Bagas dan Bagus ini saat keduanya memakai jersey meneruskan tradisi Indonesia yang mampu melahirkan pesepakbola berbakat.

Penampilan mereka yang impresif memberi harapan bagi publik sepak bola nasional akan prestasi yang tak kunjung datang selepas Timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 pada 2013 lalu. Kini bebean ada di pundak Bagus dan Bagas bersama punggawa Timnas U-16 lainnya untuk menjawab harapan rakyat Indonesia.

Namun dibalik kisah perjuangan seorang pahlawan ada hal besar yang harus dikorbankan, sama seperti kisah Bagas dan Bagus demi membela lambing Garuda di dada impian mereka untuk hidup normal seperti anak usia mereka pada umumnya dan impian untuk menempuh pendidikan di sekolah yang mereka cita-citakan harus dikorbankan.

Bagas dan Bagus harus melewati masa muda mereka dengan gemblengan di lapangan sepak bola hingga harus jauh dari orangtua mereka di rumah melawan rasa rindu pada ayah dan ibu mereka.
Masa-masa remaja yang penuh dengan suka-cita, mereka habiskan dengan berlatih dan terus berlatih di lapangan bola setiap hari.

Sebuah pengorbanan yang kelak akan dibayar tuntas dengan prestasi oleh dua kembar dari Magelang tersebut yang mengantongi ijazah paket B untuk sementara ini.Dengan penampilan yang semakin ciamik dan usia masih begitu muda, tentunya Bagus dan Bagas tidak boleh cepat merasa puas diri dan silau dengan pujian dan ketenaran sebagai seorang pesakbola terkenal.

Masih panjang karir yang harus mereka tempuh dan masih banyak “PR” untuk membawa prestasi sebanyak-banyaknya bagi Indonesia. Semoga Bagus dan Bagas menjadi duo bersaudara yang mapu membawa Indonesia juara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra Abstract This research aims to study the management of education in a comprehensive manner from the theory and practice include an understanding of the substance of the management of education ranging from : ( 1) Management Curriculum , ( 2) Management of Students , ( 3) Management of Teachers and Education , ( 4) Management Facility Education and Infrastructure , ( 5) Management of school and Community Relations , ( 6) Financial Management , ( 7) Office Management Education , and ( 8) Management Special Services as a source of reference in the management of schools to be more effective and efficient . Both this paper aims to provide scientific insights about the management of education or educational administration and educational management role in the management of the school as a micro unit in the national education system to support policy -based management school Keywords :

Cerita Tentang Taman Kota

                                                                      Ilustrasi/Pexels.com Di taman kota ini kita menghirup udara segar setiap pagi Tempat biasa kita meluangkan waktu berolahraga  Dari sekian wacana tentang gaya hidup sehat yang kita perbincangkan setiap hari Baru beberapa putaran, Engkau meminta untuk sejenak berhenti  Sejenak kita bertirahat di pinggir jalan taman  Dengan tubuh yang basah dengan peluh keringat  Sambil memandangi mereka yang masih berlari  dan burung merpati yang terbang kesana kemari  Rupanya hari ini, satu dari sekian wacana kita terpenuhi  Untung saja kota ini memiliki taman kota  Diantara laju pembangunan gedung-gedung tinggi yang pesat  Masih ada ruang bagi kita untuk sekedar berlari menikmati udara pagi  2018
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KONFLIK Bagus Rachmad Saputra Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Kota Malang Email: bagusrachmad47@gmail.com Abstrak: Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah akan dihadapkan pada kondisi dan masalah dimana Kepala Sekolah harus mengambil keputusan yang terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah agar efektif dan efisien. Persaingan antar individu sebagai komponen yang ada di sekolah tidak dapat dihindari karena setiap individu memiliki motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Persaingan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang harus disikapi secara bijak oleh Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah. Konflik juga dapat disebabkan oleh apa yang diharapkan oleh semua elemen yang ada di sekolah tidak sesuai dengan kenyataan