Perlahan-lahan dalam kesunyian malam,
Dirimu mencoba mencari celah untuk mengusik kembali ingatan.
Namun sayang, ingatan itu sudah ku tutup dengan rapat di depan pintu masuk yang ada di kepala.
Dirimu perlahan-lahan hanya mampu untuk mengetuknya tanpa bisa masuk dan singgah didalamnya.
Tepat saat angin malam datang, dan tubuh kurus ini mulai menggigil kedinginan. Ku titipkan dirimu untuk pergi bersama angin yang berhembus.
Jika engkau bertanya, "dirimu akan apa setelah aku pergi,". Hanya ada jawaban "aku disini diam menunggu jiwa lain yang akan singgah," sembari menikmati malam.
Komentar
Posting Komentar