Garuda di dada ku, Garuda kebanggaanku, Ku yakin hari ini pasti menang sepenggal chant suporter Tim Nasional (Timnas) Indonesia selalu menggema dimanapun Timnas berlaga. Lagu yang digubah dari lirik lagu daerah asal Papua, “Apuse” dan dipopulerkan oleh band Netral dengan judul Garuda Di Dadaku. Seolah mewakili semangat rakyat Indonesia dalam mendukung Timnas.
Chant yang membuat atmosfer stadion menjadi ‘merinding’ bagi setiap lawan yang dihadapi oleh Timnas Indonesia. Meski prestasi tak urung datang, namun optimism rakyat Indonesia selalu besar dalam memberikan dukungan ke Timnas Indonesia.
Optimisme dan rasa kebanggaan pada Timnas Indonesia, bisa kita lihat pada dua event terakhir di turnamen kelompok usia U-19 dan U-16 di Sidoarjo. Bagaimana stadion Gelora Delta Sidoarjo selalu sesak oleh pendukung berkaos merah dengan segala chant-chant nya yang meneror mental lawan-lawan Timnas Indonesia.
Ada yang berbeda dari gaya pendukung Timnas Indonesia akhir-akhir ini, adanya tradisi Viking Clap di akhir pertandingan. Kebiasaan yang dilakukan setelah pertandingan selesai dengan semua pemain, pelatih, dan official berdiri di lingkaran tengah lapangan dan mengikuti gerakan tepuk tangan suporter.
Cukup kreatif dan patut kita apresiasi atraksi Viking clap tersebut, bukankah itu budaya bangsa lain yang popular saat Timnas Islandia berlaga di Piala Eropa 2016. Memang saat ini tren suporter Indonesia cenderung meniru gaya suporter Eropa. Dapat kita buktikan dengan adanya kelompok Hooligans dan Ultras di suporter tim-tim yang ada di Indonesia.
Patut kita pertanyakan apakah Viking Clap itu rasa nasionalisme kita? Atau kita hanya sekedar tiru-tiru agar terlihat keren dimata musuh bebuyutan seperti Malaysia.
Lalu, dimana identitas nasionalisme kita? Dimana lagu padamu negeri? Atau lagu nasional lain yang bisa menunjukkan bahwa lagu itu adalah semangat tempur pemain timnas kita seperti mars-mars perjuangan para pahlawan yang bertempur habis-habisan di era kemerdekaan dulu.
Sebagai suporter Timnas Indonesia, saya berharap kebiasaan Viking Clap yang menunjukkan rasa nasionalisme kita pada Timnas Indonesia tidak menghilangkan kultur suporter Indonesia yang sudah ada sebelum adanya Viking Clap. Selama lambing Garuda di dada tak luntur juga harapan Indonesia menjadi juara.
Komentar
Posting Komentar