Langsung ke konten utama

Sekolah Semakin Mahal

SEKOLAH SEMAKIN MAHAL


Pengalaman pribadi penulis yang telah menempuh pendidikan wajib belajar 12 (duabelas) tahun sesuai perintah dan anjuran negara melalui kementerian pendidikan yang setiap ganti presiden ganti namanya. Pendidikan menurut buku yang pernah penulis baca memiliki makna “ memanusiakan manusia” sungguh tujuan yang mulia penulis setuju dengan pendapat itu karena tanpa pendidikan menurut penulis manusia akan lebih “buas” dibanding binatang. Pendidikan juga sebagai senjata memerangi kebodohan dan menambah pengetahuan. Fakta yang penulis lihat saat ini masih banyak masyarakat di negara kita yang masih putus sekolah dan buta aksara. Sekolah sebagai solusi dari permaslahan diatas menurut penulis belum mampu menjadi solusi memang saat ini sedang gencar sekolah gratis melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejak beberapa tahun lalu dan Kartu Indonesia Pintar di era pemerintahan presiden Joko Widodo saat ini. Hal itu, bukan jaminan bahwa biaya pendidikan akan benar-benar gratis. Sekolah sebagai solusi dari permaslahan pendidikan tetap saja belum mampu merubah paradigma masyarakat bahwa sekolah itu mahal. Biaya operasional memang sudah dibantu pemerintah namun biaya lain seperti seragam, iuran kegiatan sekolah seperti peringatan hari besar nasional dan keagaamaan, iuran pengembangan fasilitas sekolah semua tarikan biaya berembel-embel “iuran” seandainya benar-benar iuran maka orangtua peserta didik dibebankan biaya sukarela semampu dan sesuai penghasilan orang tua wali peserta didik namun faktanya iuran itu dibebankan dengan nominal yang disepakati sekolah berdasarkan rapat komite sekolah. Menurut penulis komite sekolah hanyalah kepanjangan tangan kebijakan sekolah yang terlibat didalam komite adalah orangtua yang mendukung dan memiliki kedekatan dengan pengurus sekolah. Budaya “Pungli” berkedok iuran pengembangan pendidikan inilah yang harus diberantas agar masyarakat terutama masyarakat kelas bawah tidak menganggap dan berfikir bahwa sekolah itu mahal. Pemerintah harus hadir karena dalam undang-undang sudah diatur tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah harus memberikan layanan pendidikan yang murah dan terjangkau bagi masyarakat. Mengembalikan sekolah kepada rakyat adalah kebijakan yang tepat dimana sekolah diatur dan dikelola berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan sistem pengelolaan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masyarakat sedangkan nanti kebutuhan operasional sekolah menjadi tanggung jawab pemerintah baik pemerintah pusat, pemerintah daerah tingkat 1(satu) yaitu pemerintah propinsi, dan pemerintah daerah tingkat 2 (dua) yaitu pemerintah kota/kabupaten sehingga fungsi dari adanya sekolah akan kembali ke jalan yang benar yaitu mencerdaskan putra-putri bangsa bukan sekolah menjadi ladang “bisnis” berkedok jasa pendidikan dimana sekolah beromba-lomba meperbaiki fasilitas dan model pembelajaran di sekolah hanya untuk kepentingan bisnis dan komersialisasi dibidang pendidikan namun lupa pada hakekat dari adanya sekolah itu sendiri sebagai lembaga yang membantu mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sekolah harus kembali pada tujuan awalnya yaitu lembaga belajar bagi masyarakat tanpa terbebani biaya yang mahal. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra Abstract This research aims to study the management of education in a comprehensive manner from the theory and practice include an understanding of the substance of the management of education ranging from : ( 1) Management Curriculum , ( 2) Management of Students , ( 3) Management of Teachers and Education , ( 4) Management Facility Education and Infrastructure , ( 5) Management of school and Community Relations , ( 6) Financial Management , ( 7) Office Management Education , and ( 8) Management Special Services as a source of reference in the management of schools to be more effective and efficient . Both this paper aims to provide scientific insights about the management of education or educational administration and educational management role in the management of the school as a micro unit in the national education system to support policy -based management school Keywords :

Cerita Tentang Taman Kota

                                                                      Ilustrasi/Pexels.com Di taman kota ini kita menghirup udara segar setiap pagi Tempat biasa kita meluangkan waktu berolahraga  Dari sekian wacana tentang gaya hidup sehat yang kita perbincangkan setiap hari Baru beberapa putaran, Engkau meminta untuk sejenak berhenti  Sejenak kita bertirahat di pinggir jalan taman  Dengan tubuh yang basah dengan peluh keringat  Sambil memandangi mereka yang masih berlari  dan burung merpati yang terbang kesana kemari  Rupanya hari ini, satu dari sekian wacana kita terpenuhi  Untung saja kota ini memiliki taman kota  Diantara laju pembangunan gedung-gedung tinggi yang pesat  Masih ada ruang bagi kita untuk sekedar berlari menikmati udara pagi  2018
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KONFLIK Bagus Rachmad Saputra Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Kota Malang Email: bagusrachmad47@gmail.com Abstrak: Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah akan dihadapkan pada kondisi dan masalah dimana Kepala Sekolah harus mengambil keputusan yang terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah agar efektif dan efisien. Persaingan antar individu sebagai komponen yang ada di sekolah tidak dapat dihindari karena setiap individu memiliki motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Persaingan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang harus disikapi secara bijak oleh Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah. Konflik juga dapat disebabkan oleh apa yang diharapkan oleh semua elemen yang ada di sekolah tidak sesuai dengan kenyataan