Langsung ke konten utama
Saat Koran Cetak Mulai Hilang

Koran adalah salah satu bagian media komunikasi masyarakat. Sebagai bagian dari media cetak selain media elektronik, koran juga sebagai media yang tepat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. Koran menjangkau semua golongan mulai dari pengusaha hingga rakyat biasa mereka semua butuh membaca koran dari tukang becak hingga pegawai kantoran. Informasi tentang politik, peristiwa, budaya, ekonomi, dan olahraga dapat mereka nikmati lewat koran yang terbit setiap pagi rata-rata seharga lima ribu rupiah. Relatif ekonomis untuk memberi asupan informasi pada otak sebelum memulai aktifitas.
Media koran cetak yang cukup familiar di telinga kita seperti Jawa Post Group, Tribun News Group, Kompas, Republika, Sindo, dll. Media tumbuh dengan pesat karena konsumsi masyarakat yang begitu tinggi sejak zaman perjuangan pergerakan kemerdekaan hingga saat ini. Meski kebebasan pers dikontrol penuh oleh rezim yang berkuasa saat itu namun tidak menyurutkan animo masyarakat untuk membeli dan membaca koran. Segala informasi saat itu mudah diakses melalui koran. Bisnis koran menjadi bisnis yang menjanjikan. Koran juga berfungsi sebagai media kontrol sosial bagi pemerintah dan masyarakat.
Kita tengok saja kesuksesan Jawa Post dibawah kendali Dahlan Iskan. Jawa Post menjadi media yang pesat dan besar memang karena mampu menarik segmen masyarakat kelas menengah kebawah. Masyarakat kelas menengah kebawah memang segmen yang menarik bagi bisnis koran karena mereka adalah konsumen utama koran karena harga  terjangkau dan bahasa yang mudah diterima oleh masyarakat kelas menengah menjadi kesuksesan Jawa Post menarik pembacanya. Ini hanya sebagian kecil dari contoh strategi pemasaran koran pada masyarakat.
Ketika saat ini teknologi berkembang dengan cukup pesat lewat perkembangan gawai atau smartphone. Masyarakat kita mulai dari kelas bawah hingga kelas atas lebih tertarik pada dunia media sosial. Disana mereka juga bisa memperoleh informasi melalui pesan informasi dan berbagai media yang ada di media sosial meski belum jelas informasi yang mereka berikan kredibel atau tidak. Miris ketika penulis membeli sebuah koran pada pedagang koran asongan dimana penulis bertanya berapa koran yang laku dalam sehari. Sungguh ironis dalam sehari paling hanya laku lima dari puluhan koran yang tertumpuk di tangan penjual koran itu.
Entah kesadaran membaca yang sudah luntur atau justru kesadaran membaca masyarakat yang semakin tinggi namun beralih membaca media sosial. Situasi seperti ini harus dibaca oleh perusahaan media karena biaya produksi koran juga tidak sedikit. Akses kini mulai bergeser dengan adanya portal berita online. Menyesuaikan dengan trend masyarakat dan perkembangan teknologi dimana masyarakat cenderung lebih sering mengutak-atik smartphone mereka. Strategi memang memegang peranan kunci bagi media bagaimana masyarakat mau mengakses portal berita online mereka.
Namun media cetak tetaplah perlu. Mengapa perlu? Jika berjam-jam kita membaca di layar smartphone tinggal menunggu saja efek radiasinya di mata kita. Membaca koran melatih daya ingat dimana jika baca tagline koran yang bersambung terkadang anak jaman sekarang masih kebingungan cara membaca koran. Informasi yang kita peroleh utuh. Jika punya hobi lain semacam kliping kita bisa mengkliping informasi-informasi yang kita anggap penting dan suatu saat informasi itu akan dibutuhkan lagi. Soal membaca kembali lagi pada selera masing-masing pembaca. Seperti buku walaupun sudah ada kemudahan ebook tetap saja kita butuh buku konvensional. Sama halnya dengan  koran meski sudah ada portal berita online kita tetap butuh koran cetak untuk mensuplai asupan gizi berupa informasi ke otak kita.


Komentar

  1. Thanks for your post! Through your pen I found the problem up interesting! I believe there are many other people who are interested in them just like me!
    dissertation Writing Service

    BalasHapus
  2. Anak jaman sekarang yang teriak anak jaman sekarang wk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. biar jadi anak jaman sekarang yang mbois mbk Pop wkwkwk

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN Bagus Rachmad Saputra Abstract This research aims to study the management of education in a comprehensive manner from the theory and practice include an understanding of the substance of the management of education ranging from : ( 1) Management Curriculum , ( 2) Management of Students , ( 3) Management of Teachers and Education , ( 4) Management Facility Education and Infrastructure , ( 5) Management of school and Community Relations , ( 6) Financial Management , ( 7) Office Management Education , and ( 8) Management Special Services as a source of reference in the management of schools to be more effective and efficient . Both this paper aims to provide scientific insights about the management of education or educational administration and educational management role in the management of the school as a micro unit in the national education system to support policy -based management school Keywords :

Cerita Tentang Taman Kota

                                                                      Ilustrasi/Pexels.com Di taman kota ini kita menghirup udara segar setiap pagi Tempat biasa kita meluangkan waktu berolahraga  Dari sekian wacana tentang gaya hidup sehat yang kita perbincangkan setiap hari Baru beberapa putaran, Engkau meminta untuk sejenak berhenti  Sejenak kita bertirahat di pinggir jalan taman  Dengan tubuh yang basah dengan peluh keringat  Sambil memandangi mereka yang masih berlari  dan burung merpati yang terbang kesana kemari  Rupanya hari ini, satu dari sekian wacana kita terpenuhi  Untung saja kota ini memiliki taman kota  Diantara laju pembangunan gedung-gedung tinggi yang pesat  Masih ada ruang bagi kita untuk sekedar berlari menikmati udara pagi  2018
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KONFLIK Bagus Rachmad Saputra Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Kota Malang Email: bagusrachmad47@gmail.com Abstrak: Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan sekolah akan dihadapkan pada kondisi dan masalah dimana Kepala Sekolah harus mengambil keputusan yang terbaik dalam rangka pengelolaan sekolah agar efektif dan efisien. Persaingan antar individu sebagai komponen yang ada di sekolah tidak dapat dihindari karena setiap individu memiliki motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik dalam aktifitas pengelolaan sekolah. Persaingan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang harus disikapi secara bijak oleh Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah. Konflik juga dapat disebabkan oleh apa yang diharapkan oleh semua elemen yang ada di sekolah tidak sesuai dengan kenyataan