Vatreni Mencoba Meraih Mimpi
Sepakbola, jika kita membicarakan olahraga yang paling popular di muka bumi ini. Kita pasti akan melihat Eropa sebagai kiblat olahraga sebelas lawan sebelas tersebut.
Hal itu semakin sahih ketika Inggris mengklaim bahwa mereka sebagai “rumah” lahirnya sepak bola yang dikenal dengan istilah Football.
Selain berbicara tentang Inggris sebagai negara lahirnya sepakbola tentu kita harus menengok beberapa negara lain yang cukup maju dan sarat prestasi dalam dunia sepak bola.
Sebut saja Spanyol, Juara Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010 ini menjadi raja sepak bola selama beberapa waktu belakangan.
Lalu muncul juara empat kali Piala Dunia duo negara yang sempat bersekutu di Perang Dunia ke 2 yakni Italia dan Jerman.
Jangan lupakan Juara Piala Eropa 2000 dan Piala Dunia 1998, Perancis lalu Juara Piala Eropa 2016, Portugal dengan superstar mereka Cristiano Ronaldo. Masih ada nama lainnya seperti Belgia dengan generasi emasnya dan Belanda dengan Total Footbal.
Diantara nama-nama tersebut beberapa negara disebut sebagai kuda hitam atau kejutan dalam percatuan sepak bola Eropa. Di Piala Dunia 2018 kali ini, kuda hitam seakan berjingkrak keras saat salah satu negara pecahan Yugoslavia pada perang Balkan di tahun 1990 an muncul sebagai salah satu finalis di Rusia tahun ini.
Kroasia, sebuah negara yang terletak di wilayah Balkan atau Eropa tengah ini. Menjelma menjadi kekuatan baru dalam jagad persepakbolaan dunia khususnya Eropa. Negara asuhan Zlatko Dalic ini diberkahi talenta-talenta kelas wahid yang malang melintang di liga top eropa macam Luka Modric, Ivan Rakitic, Mario Mandzukic, Ivan Perisic, Andre Rebic, Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic, dll.
Merupakan talenta-talenta hebat negeri yang berpenduduk 4.290.612 jiwa ini (sumber: CNN Indonesia). Negara yang merdeka saat perang saudara berkecamuk di Tanah Balkan.
Luka Modric dkk dimasa kecil mereka merasakan bagaimana rasanya menjadi pengungsi perang. Sekarang mereka sukses menjelma menjadi kekuatan baru di tengah hegemoni negara-negara besar yang telah lebih dulu mapan dalam urusan sepak bola.
Berada di Grup F, bersama Argentina yang digadang-gadang menjadi juara, Nigeria salah satu kekuatan besar sepak bola Afrika, dan Islandia negara yang untuk pertama kali tampil di Piala Dunia.
Luka Modric CS sukses menyapu bersih kemenangan dan meraih status sebagai juara grup. Lebih hebatnya lagi negara yang berjuluk Vetreni ini sukses mengandaskan Argentina dengan Lionel Messinya, dengan skor fantastis 3-0.
Lalu berjuang mati-matian hingga babak adu penalti saat melakoni laga melawan Denmark dan tuan rumah, Rusia di babak 16 besar dan perempat final. Sebelum akhirnya mereka bertemu dengan Inggris, negara asal sepak bola yang mengusung tagline “Football Is Coming Home” saat laga semifinal. Berkat kerja keras, Kroasia sukses melibas Inggris dengan skor 2-1 lewat sepasang gol Ivan Perisic dan Mario Mandzukic.
Selanjutnya Vatreni akan menantang Perancis di final.Prestasi yang melampaui prestasi yang telah diukir oleh senior mereka sebelumnya dengan lolos semifinal Piala Dunia 1998 di Perancis.
Znovomir Boban dan Davor Suker yang menjadi generasi emas pertama Kroasia harus rela dilampaui langkahnya oleh generasi emas yang sekarang yang digawangi Luka Modric dkk.
Mereka mayoritas digembleng di liga-liga negara lain dibanding bermain di liga mereka sendiri, Prva HNL (Liga 1 nya Kroasia). Luka Modric bersama Ivan Perisic menempa diri di negara tiki taka bersama Real Madrid dan Barcelona. Lalu, Mario Mandzukic, Marko Pjaca, Ivan Perisic, dan Marcelo Brozovic menempa diri di Italia yang terkenal dengan permainan Catenaccio ala pertahanan gerendel bersama Juventus dan Inter Milan.
Sederet nama lain yang menyebar merumput di liga top eropa lainnya.
Mengandalkan kolektifitas permainan dengan skill-skill individu yang cukup apik dari pemainnya. Tidak menutup kemungkinan, Kroasia dapat menjadi juara jika mampu menaklukkan Perancis yang dihuni nama-nama besar seperti Hugo Lloris, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe, dan sederet nama lain yang menghuni tim asuhan Didier Deschamp tersebut.
Kita tunggu saja bagaimana akhir perjalanan yang telah diciptakan Kroasia pada Piala Dunia kali ini. Jika mereka mampu menjadi juara tentu ini akan menjadi kejutan besar dalam sepak bola dan bisa jadi faktor unggulan dan non unggulan dalam pengundian fase grup piala dunia tidak lagi menjadi patokan.
Jika negara unggulan mampu ditaklukkan negara kejutan seperti Vetreni, Kroasia. Semoga saja apa yang dilakukan oleh Kroasia bisa menular Ke Timnas Indonesia yang akan menghadapi Asian Games mendatang.
Target semifinal semoga bisa dicapai oleh skuad Garuda dengan menampilkan permainan kolektifitas sama seperti yang ditunjukkan Kroasia. Kita patut optimis di bawah arahan Entrenador asal Spanyol, Luis Milla, Indonesia bisa meraih prestasi tertinggi. Kita Bisa !.
Komentar
Posting Komentar